Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

Sebuah Negara Seharusnya Tidak Mendukung Terorisme

Diperbarui: 25 November 2020   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang petugas keamanan India memeriksa barang-barang dari teroris di Nagrota, Jammu dan Kashmir India. Di dalam sebuah pertempuran di Nagrota, polisi setempat berhasil membunuh empat teroris yang berasal dari Pakistan dan menyita banyak senjata dari mereka. | Sumber: PTI

Oleh Veeramalla Anjaiah

Teroris tidak menganut agama apapun. Mereka membunuh warga sipil tak berdosa tanpa ampun. Sayangnya, para teroris ini memiliki pendukung, sponsor dan penggalang dana. Buruknya lagi, jika suatu negara mendukung teroris sepenuhnya untuk mencapai kepentingan geo-politik negara.

Pakistan, sebuah negara di Asia Selatan, adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang secara terbuka mendukung terorisme. Negara tersebut berselisih dengan tetangganya India atas Kashmir.

Setelah gagal dalam diplomasi dan tiga perang dengan India, Pakistan dan badan intelijennya Inter-Services Intelligence (ISI) telah memberikan pelatihan, senjata, uang dan perlindungan kepada berbagai organisasi teroris dan separatis selama empat dekade terakhir, kata media internasional.

Organisasi teroris ini telah menjadikan Pakistan sebagai tempat berlindung yang aman dan telah melancarkan serangan rutin tidak hanya di India tetapi juga di Afghanistan dan Iran.

Misalnya, menurut koran The Hindustan Times, pasukan keamanan India menangkap empat teroris terlatih Pakistan dan membunuh mereka semua dalam sebuah insiden pada tanggal 19 November di Nagrota, daerah di Jammu dan Kashmir (J&K).

Polisi menemukan 11 senapan AK-47, tiga pistol, 29 granat, bahan peledak dan perangkat lain, termasuk ponsel dan obat-obatan, dengan tanda Pakistan.

Para teroris dikirim oleh Jaish-e-Mohammed (JeM), sebuah organisasi teroris yang berbasis di Pakistan, untuk mengganggu pemilihan lokal Dewan Pembangunan Distrik (DDC) tanggal 28 November di J&K, wilayah persatuan (UT) dari India.

Para teroris, menurut Times, dilaporkan dilatih oleh komandan operasional JeM Kasim Jan, bawahan kepala de facto JeM Mufti Rauf Asghar. Mereka adalah penyerang bunuh diri yang dikirim ke India untuk membunuh warga sipil dalam jumlah maksimum.

Bisakah Anda bayangkan berapa banyak orang yang akan terbunuh jika para teroris ini tidak terdeteksi oleh polisi India?

"Kumpulan besar senjata, amunisi dan bahan peledak yang tersembunyi menunjukkan perencanaan rinci terhadap serangan besar untuk mengganggu perdamaian dan keamanan UT di J&K, khususnya, untuk menggagalkan kegiatan demokrasi yang sedang berlangsung, yaitu pelaksanaan pemilihan DDC lokal. Kementerian Luar Negeri India (MEA) memanggil Cd'A (Kuasa Usaha) Pakistan dan protes keras diajukan atas percobaan serangan tersebut, yang hanya dicegah agar tidak terjadi dengan kewaspadaan pasukan keamanan India," kata MEA.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline