Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Ketika Bangau Sedang Istirahat

Diperbarui: 27 September 2020   07:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hardiprasetyoslusi's.blog.word press

" Kau jahad Zal, Mengapa kau tinggalkan aku?"

Nisa tercenung di bibir perahu yang membawanya menyusuri sungai Tambak Rejo, Kraton Pasuruan. Sekumpulan bangau diantara rimbun hutan Mangrove muara sungai Welang, menyeruakkan lagi kenangan beberapa masa silam.

Sebagai pencari kupang Nisa terbiasa mengarungi sungai sendiri. Membawa jaring menuju muara yang berbatasan dengan selat Madura. Tak ada yang menemani. Ya, sejak ayahnya sakit stroke dan ibunya bekerja sebagai buruh pabrik kulit di sebelah desa, Nisa menjadi pencari kupang sendiri.

Mulai usia 4 tahun, dia sering diajak bapaknya berburu Kupang di sungai Welang ini. Sungai yang menjadi sahabat  kehidupan Nisa. Tak ada ketakutan apapun ketika dia harus menyusuri sungai itu setiap hari. Penghuni satwanya, buaya, ular, monyet, semua seolah menyapa ramah kala perahunya membelah sungai.

Tentang satwa ini satu jenis yang membuatnya selalu berhasil menarik penglihatannya. Burung Bangau, kepak sayapnya, kaki jenjangnya, polahnya ketika terbang, bahkan ketika memadu cinta, membuatnya betah berlama -lama menyaksikan kehidupan mereka. 

Burung ini pula yang telah menorehkan banyak kenangan dalam kehidupan cinta seorang Nisa. Perempuan desa, pencari kupang yang hanya lulusan SMP saja tapi pernah menjalin cinta dengan lelaki mahasiswa bernama Zal, asal daratan Andalas, Bengkulu, Curup tepatnya.

Zal, dia datang ke desa itu sebagai salah satu peserta KKN, Kuliah Kerja Nyata salah satu perguruan tinggi ternama di Surabaya. Lokasi kos Zal yang berdekatan dengan rumah Nisa membuat mereka sering bersua.

Nisa tidak cantik, paparan alam pada kulitnya tak memungkinkan Nisa tampil cantik seperti perempuan lain teman KKN Zal. Namun senyum Nisa begitu memikat mata Zal. Keperkasaannya kala memegang kendali perahu membuat Zal ingin selalu berdekatan dengan perawan desa itu. Dengan alasan ingin survey, riset ke lokasi muara dia sering meminta Nisa mengantarkan pergi naik perahu ke lokasi hutan mangrove yang memang rimbun tumbuh di sepanjang lokasi sungai menuju laut lepas.

Berdua, Nisa dan Zal melakukan itu berdua sambil mengantarkan Nisa mencari kupang. Zal meneliti tumbuhan Mangrove, Nisa mencari kupang. Saling bantu, saling menemani. Kedekatan ini berbuah kehangatan. Ketertarikan Zal pada sosok Nisa di awal bertambah besar, tumbuh menjadi rasa ingin selalu bersama.

Nisa sebetulnya merasakan hal yang sama, namun dia takut menampakkan. Rasa jengah seringkali menghampiri ketika mata Zal menatap lekat sosoknya yang sedang mengemudikan perahu. Seolah ditelanjangi, mata Zal tajam menghunjam ulu hati.

Hutan Mangrove kelokan pertama sungai Welang menjadi saksi sebuah pernyataan. Rasa suka Zal pada Nisa diungkapkan jelas dengan sebuah kalimat singkat, padat dan klise.

" Aku mencintaimu Nis."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline