Lihat ke Halaman Asli

Kemiskinan yang Berada di Tengah-tengah Keberlimpahan

Diperbarui: 12 Desember 2019   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Perekonomian itu akan kacau bila kita mengingkari dan mengabaikan nilai-nilai susila. Karenanya, perluasan paham mengenai keadilan dalam bidang perekonomian harus menanamkan nilai-nilai susila sebagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengatur sistem perekonomian.
Ekonomi di Indonesia dan juga seluruh dunia seharusnya diatur agar tidak satupun masyarakat menderita dalam sebuah tatanan sistem ekonomi. Karena kekurangan sandang pangan.

Semua masyarakat dan warga Negara sudah seharusnya mendapatkan hak nya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak agar bisa memenuhi kebutuhannya. Dam keinginan dan cita-cita untuk sejahtera dapat dicapai apabila seluruh sarana produksu terpenuhi untuk memenuhi  dan menghasilkan barang kebutuhan hidup tetap dimiliki oleh masyarakat.

Semua sarana atau alat produksi, harusnya tersedia dengan melimpah seperti oksigen dan air.  Di lain sisi, segala monopolisasi sarana produksi oleh suatu bangsa dan negara, atau masyarakat sangat berlawanan dengan prinsip keadilan. Sayangnya prinsip itu sering diabaikan. Dan penyebab kemiskinan yang terlihat di masa ini.

Tidak hanya di Negara kita yang sumber kekayaan alam yang melimpah ini, tapi di seluruh dunia. Saya menggambarkannya seperti kepemilikan dan cinta. Hal ini, cinta mungkin tidak sejalan dengan kepemilikan. Namun jika cinta yang sempurna, maka harus dapat kepemilikan yang sempurna.

Tapi, di lain definisi, kepemilikan artinya  simpanan atau persediaan untuk masa depan atau masa mendatang. Tetapi ada sebuah pernyataan, bahwa seseorang tidak boleh memiliki sesuatu untuk keperluan esok hari.

Pernyatan tersebut artinya sama dengan mengkhawatirkan esok hari. Oleh karenanya, bila kita percaya pada kasih sayang Allah, kita harus yakin jika Allah sudah memberikan dan meyediakan segala sesuatu untuk hambanya.

Masuk kembali pada persoalan pokok, Tak ada seorangpun yang menyatakan bahwa akan menciptakan penistaan susila. Dasarnya, Seluruh manusia memiliki hak untuk hidup dan mendapatkan sesuatu untuk mengisi perutnya. Serta sebisa mungkin memakai pakaian, memiliki rumah untuk berteduh. Tapi, Untuk kebutuhan yang sangat sederhana.

Kunci utama untuk mewujudkan kemerdekaan dengan prinsip keadilain yakni adalah pemerataan ekonomi. Pemerataan ekonomi itu sendiri adalah upaya untuk menghapuskan pertentangan antara kaum borjuis dan kaum Karyawan.

Artinya,  yang memiliki kedudukan atau sebagian yang menguasai kekayaan bangsa ada pada satu pihak, dan meningkatkan kedudukan berjuta-juta orang miskin di berbagai pihak.

Di suatu sistem pemerintahan yang berdasarkan pad prinsip keadilan, sangat jelas tidak bisa tercapai selama masih terlihat lobang besar antaea golongan atas  dengan golongan bawah. Hal tersebut, berada antara rumah-rumah mewahh pada kota besar, dan kawasan kumuh yang dipenuhi gubuk-gubuk yang ditempai oleh  kaum buruh yang miskin.

Revolusi keras dan berdarah pasti akan terjadi suatu hari nanti, Namun tidak apabila kaum atas dengan senang hati dan sukarela memberikan harta itu secara merata untuk kesejahteraan masyarakat. Ajaran itu memang sangat sulit untuk diterapkan, sama hal nya dengan prinsip keadilan yang sangat sulit ditanamkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline