Lihat ke Halaman Asli

Andre Vincent Wenas

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Bagaimana Membenahi Tergerusnya Kepercayaan Sosial?

Diperbarui: 8 April 2020   01:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: piqsels.com

*Bagaimana Membenahi Tergerusnya Kepercayaan Sosial?*

Oleh: *Andre Vincent Wenas*

Berbagai penelitian sudah membuktikan ada korelasi positif antara public-trust (kepercayaan publik) dengan pertumbuhan ekonomi.

Kepercayan masyarakat (social trust), menurut Prof.Francis Fukuyama, "...is a fundamental element of social capital -- a key contributor to sustaining well-being outcomes, including economic development." Kepercayaan adalah elemen dasar dari suatu modal sosial, sebagai kontributor kunci dari kemaslahatan dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Untuk rincian dari penelitian soal korelasi positif antara social-trust dengan pembangunan ekonomi yang efisien dan berkelanjutan bisa ditelusuri lebih jauh di berbagai kajian oleh Prof.Francis Fukuyama atau yang pernah disajikan oleh Esteban Ortiz-Ospina dan Max Roser.

Di sini kita akan langsung saja ke usulan dari Kristin M. Lord, President dan CEO dari IREX (International Research & Exchanges Board), sebuah lembaga global dan nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan dan pengembangan. Bagaimana membenahi tergerusnya kepercayaan sosial?

Kajiannya dimuat di laman Stanford Social Innovation Review pada 31 Januari 2019 lalu. Disini disampaikan saduran bebasnya secara ringkas saja.

Biang kerok terbesar yang merusak kepercayaan publik (social-trust) tak beda dengan perkiraan kita, "...public- and private-sector corruption, poisonous public rhetoric, governments' inability to provide essential security and human services, breakdowns in the rule of law, rising economic inequality, perceptions that neither individual voices nor votes matter, and the sense that elites and the powerful have rigged the system---all systems---to benefit themselves." KKN, ketidakadilan sosial dan politik dinasti. 

Termasuk iklim media dan media sosial yang bergejolak tanpa kompas moral, telah ikut menyebarluaskan kebohongan, ketakutan dan akhirnya memecah belah publik.

Manakala kepercayaan publik itu tipis, mereka juga cenderung enggan patuh pada aturan-aturan. "When citizens lack trust, they are less likely to comply with laws and regulations ... contribute to economic vitality, resist the appeals of demagogues, or support their neighbors. ... They are less likely to create and invent." Repot jadinya.

Dalam kajiannya Kristin M. Lord menyampaikan 6 (enam) jalan atau cara untuk membenahi terpuruknya social-trust.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline