Yogyakarta, 27 Oktober 2024 menjadi hari yang bersejarah bagi Krapyak Peduli Sampah (KPS). Dalam acara yang digelar oleh Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) PWNU DIY di Kampung Mataraman, Yogyakarta, KPS didapuk menjadi pembicara sekaligus menerima penghargaan bergengsi sebagai "The Best Program Pondok Pesantren Penggerak Lingkungan."
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas komitmen dan konsistensi Krapyak Peduli Sampah dalam mengelola lingkungan, khususnya di basis pondok pesantren. KPS dianggap sukses membangun model pengelolaan sampah yang tidak hanya efektif, tetapi juga menginspirasi banyak pihak, mulai dari kalangan pesantren, masyarakat, hingga perguruan tinggi.
Krapyak Peduli Sampah: Dari Krisis Menjadi Inspirasi
Dokumentasi Acara Penghargaan dari IPNU dan IPPNU DiY (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi Acara Penghargaan dari IPNU dan IPPNU DiY (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Inovasi inilah yang kemudian mengantarkan KPS menjadi contoh nyata bahwa pesantren bisa menjadi pusat gerakan lingkungan hidup.
Menjadi Pembicara di Acara IPNU-IPPNU DIY
Dalam acara yang diselenggarakan oleh IPNU dan IPPNU PWNU DIY di Kampung Mataraman, Yogyakarta, serta dihadiri ratusan pelajar, santri, dan pengurus NU DIY, Krapyak Peduli Sampah mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman.
Dokumentasi Acara Penghargaan dari IPNU dan IPPNU DiY (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
"Bagi kami, mengelola sampah adalah bagian dari ibadah. Islam mengajarkan kebersihan, dan menjaga bumi adalah amanah. Maka pesantren punya peran strategis untuk menjadi motor penggerak lingkungan," ungkap Andika di hadapan peserta.
Para peserta tampak antusias, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan seputar cara memulai pengelolaan sampah mandiri di pesantren atau komunitas masing-masing. Diskusi yang berlangsung hangat di Kampung Mataraman tersebut memperlihatkan bahwa kepedulian lingkungan semakin tumbuh di kalangan pelajar NU.