Lihat ke Halaman Asli

andika muhammad nuur

direktur krapyak peduli sampah

Dari Sampah Jadi Berkah: Krapyak Peduli Sampah dan 40 Pesantren DIY Wujudkan Pesantren Hijau

Diperbarui: 20 September 2025   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster kegatan pelatihan (sumber:instagram/rmi.diy)

Yogyakarta, 12 September 2024 -- Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum kembali menorehkan sejarah penting dalam gerakan pesantren hijau. Melalui unit Krapyak Peduli Sampah (KPS), pesantren ini tidak hanya menjadi narasumber, tetapi juga menjadi tuan rumah acara Pelatihan Pengolahan Sampah Pesantren "Tirakat Pesantren Merawat Bumi".

Acara ini terselenggara atas kolaborasi RMI PWNU DIY, Pesantren Emas, Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum, Pesantren An-Nur, dan Pesantren Assalafiyah, dengan peserta lebih dari 40 pesantren se-Yogyakarta. Kegiatan ini dibuka langsung oleh KH Nilzam Yahya, Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak sekaligus Ketua RMI PWNU DIY, yang menegaskan pentingnya merawat bumi sebagai bagian dari tirakat pesantren.

Dokumentasi kegiatan pelatihan pengolahan sampah  (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)

"Merawat bumi adalah bagian dari ibadah. Pesantren harus menjadi pionir perubahan budaya dalam mengelola sampah, bukan hanya untuk lingkungan pesantren, tetapi juga untuk masyarakat luas," tegas KH Nilzam Yahya dalam sambutannya.

KPS: Dari Beban Sampah Menjadi Gerakan Hijau

Sejak berdiri, Krapyak Peduli Sampah (KPS) telah menjadi laboratorium nyata pengolahan sampah mandiri di pesantren. Dipimpin oleh Andika Muhammad Nuur, KPS berhasil menurunkan volume sampah di lingkungan Pondok Pesantren Krapyak dari 2 ton per hari menjadi hanya 100 kg per hari. Prinsip utama yang diterapkan adalah "sampah hari ini selesai hari ini", sebuah filosofi sederhana namun revolusioner dalam konteks pesantren.

Dokumentasi kegiatan pelatihan pengolahan sampah  (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)

Andika menjelaskan bahwa pengelolaan dilakukan melalui dua jalur utama:

  1. Pengolahan Hulu (Sumber Sampah)

    • Santri diajak memilah sampah sejak dari kamar dan dapur.

    • Disediakan tempat sampah terpilah (organik, anorganik, residu).

    • Edukasi rutin melalui halaqah, kajian, hingga kegiatan harian.

  2. Pengolahan Hilir (Pengelolaan dan Pemanfaatan)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline