Lihat ke Halaman Asli

ANDI FIRMANSYAH

Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Tekanan Barat Gagal Menggoyahkan Tekad Negara-negara Afrika

Diperbarui: 22 September 2023   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

St.Petersburg menjadi tuan rumah KTT Rusia-Afrika kedua dari tanggal 27-28 Juli 2023 yang baru lalu dengan dihadiri oleh 17 kepala negara dari benua Afrika.  

Mereka dengan berani menentang tekanan Barat untuk datang ke acara ini..

Para pejabat Rusia sebelumnya mengklaim bahwa AS dan UE berusaha membujuk mereka untuk tidak pergi.  

 Sebagian besar negara-negara Afrika berpartisipasi dalam KTT ini setelah hanya lima negara yang menolak mengirimkan perwakilannya.  

Padahal lebih dari separuh negara-negara di benua tersebut memberikan suara menentang Rusia di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun setidaknya sejak dimulainya operasi khusus di Ukraina, ternyata masih ada negara yang masih memutuskan untuk memperluas hubungan dengan Rusia.  

 Tekanan politik dan media Barat gagal merusak acara tersebut karena negara-negara Afrika menghargai cara-cara Rusia dalam membantu mereka memperkuat kedaulatan mereka selama masa yang tidak dapat diprediksi ini.  

Uni Soviet sebelumnya mendukung gerakan kebebasan mereka dan secara komprehensif membantu banyak dari mereka membangun negaranya.

Sayangnya, Federasi Rusia bergumul dengan banyak tantangan domestik setelah kemerdekaan dan tidak dapat melanjutkan peran internasional ini sampai saat ini.

Presiden Vladimir Putin berusaha menebus waktu yang hilang selama KTT Rusia-Afrika pertama yang diadakan pada Oktober 2019 akibat pandemi COVID-19 dan perang proksi NATO-Rusia di Ukraina.

Bagaimanapun, hubungan Rusia-Afrika tidak memburuk dalam hampir empat tahun sejak pertemuan multilateral terakhir dan sebenarnya dapat dikatakan bahwa Rusia menjadi lebih penting bagi beberapa mitra Afrikanya selama periode ini daripada sejak 1991.

 Sanksi anti-Rusia oleh Barat yang diberlakukan setelah dimulainya operasi khusus di Ukraina menyebabkan adanya masalah bagi mitra Afrikanya yang tidak terselesaikan meskipun ada Black Sea Grain Initiative yang baru-baru ini ditolak Moskow untuk diperpanjang setelah menuduh Barat tidak memenuhi bagiannya dari kesepakatan tersebut.  Namun demikian, Presiden Rusia Putin berjanji selama KTT terakhir untuk mengirimkan biji-bijian yang mereka butuhkan secara gratis pada akhir tahun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline