Lihat ke Halaman Asli

ANDI FIRMANSYAH

Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Ekspansi NATO di Asia Pasifik

Diperbarui: 10 September 2023   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

KTT di Vilnius, Lituania dari 11 hingga 12 Juli kemarin menetapkan Agenda utama yang membahas tiga aspek: masalah Ukraina, akses Swedia ke keanggotaan NATO dan bagaimana berpartisipasi dalam urusan Asia-Pasifik untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh kebangkitan China.

 Berdasarkan laporan negara-negara anggota NATO semuanya memiliki pandangan yang berbeda-beda pada ketiga isu tersebut. Namun ketiga masalah ini lebih cenderung menyoroti agresivitas NATO daripada kemundurannya sendiri.

 Sejak pecahnya konflik Rusia-Ukraina, rata-rata negara-negara anggota NATO lebih memperkuat kohesi diantara mereka di bawah bendera ideologi berbasis peradaban Barat. Disaat yang sama, semakin banyak negara anggota dan pemimpin NATO yang menunjukkan ambisi yang lebih kuat terhadap ekspansi daripada sebelumnya. Berbeda dengan kebijakan tradisional NATO yang berfokus pada pertahanan.

 Agresivitas NATO bukan hanya perluasan pencegahan militer tetapi juga perluasan nilai. Karena niat ekspansi inilah NATO kemudian memasukkan apa yang disebut keamanan global ke dalam visinya.

 Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada media di markas besar NATO di Brussel pada pertengahan Juni bahwa NATO tetap menjadi aliansi untuk Amerika Utara dan Eropa tetapi juga memperkuat kemitraan dengan mitra Indo-Pasifiknya.

Namun berkaitan dengan berbagai pendapat di dalam NATO mengenai keterlibatan di kawasan Asia-Pasifik yang harus kita perhatikan adalah rasa ekspansi yang kuat yang terus berkembang di dalam NATO.

 Ketidaksepakatan yang ada didalam NATO mengenai ekspansi pada dasarnya bukan tentang perlu atau tidaknya ekspansi tetapi tentang jenis ekspansi apa yang harus dilakukan.

 Meskipun Prancis menentang NATO mendirikan kantor cabang di Jepang, terlepas dari apakah itu akhirnya bakal didirikan atau tidak, ini menunjukkan bahwa NATO sudah lebih cenderung memperluas kekuasaan ke kawasan Asia-Pasifik.

 NATO yang lebih kohesif secara ideologis dan merasakan urgensi yang tinggi terkait ancaman juga akan lebih condong ke arah ekspansi.

 Ekspansi peradaban Barat hingga saat ini tidak terlepas dari sifatnya yang agresif dan ofensif. Sebagaimana kita ketahui bahwa Barat mencapai kemajuan peradabannya melalui ekspansi hingga membentuk tatanan keamanan dasar di Eropa. Jadi ketika ditantang, unsur agresif dalam sifatnya menjadi lebih aktif dan proaktif.

 Negara-negara seperti Lithuania yang menganggap diri mereka bagian dari peradaban Barat memiliki rasa memiliki yang kuat yang mendorong mereka untuk menunjukkan atribut Barat secara ideologis dan memiliki keinginan yang juga kuat agar NATO melakukan ekspansi ke arah timur karena mereka percaya hanya melalui ekspansi ke timur lah mereka dapat menjaga keamanan mereka sendiri ketika menghadapi ancaman peradaban Rusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline