Pidato Bung Karno di hadapan paduka yang mulia pimpinan sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai pada tanggal 1 Juni 1945 memberikan suatu pemikiran dasar tentang, "Apa dasarnya Indonesia merdeka?" Hasil pidato itu diberikanlah nama "Panca Sila."
"Tuan-tuan yang terhormat! Lihatlah di dalam sejarah dunia, lihatlah kepada perjalanan dunia itu. Banyak sekali negara-negara yang merdeka, tetapi bandingkanlah kemerdekaan negara-negara itu satu sama lain! Samakah isinya, samakah derajatnya negara-negara yang merdeka itu? Jermania merdeka, Saudi Arabia merdeka, Iran merdeka, Tiongkok merdeka, Nippon merdeka, Amerika merdeka, Inggris merdeka, Rusia merdeka, Mesir merdeka. Namanya semuanya merdeka, tetapi bandingkanlah isinya!"
Bung Karno juga mengatakan."Alangkah berbedanya isi itu! Jikalau kita berkata: Sebelum Negara merdeka, maka harus lebih dahulu ini selesai, itu selesai, itu selesai, sampai njelimet!, maka saya bertanya kepada tuan-tuan sekalian kenapa Saudi Arabia merdeka, padahal 80% dari rakyatnya terdiri kaum Badui, yang sama sekali tidak mengerti hal ini atau itu.
Bacalah buku Armstrong yang menceriterakan tentang Ibn Saud! Disitu ternyata, bahwa tatkala Ibn Saud mendirikan pemerintahan Saudi Arabia, rakyat Arabia sebagian besar belum mengetahui bahwa otomobil perlu minum bensin. Pada suatu hari otomobil Ibn Saud dikasih makan gandum oleh orang-orang Badui di Saudi Arabia itu!! Toch Saudi Arabia merdeka! "
"Ibn Saud mengadakan satu negara di dalam satu malam, - in one night only! -, kata Armstrong di dalam kitabnya. Ibn Saud mendirikan Saudi Arabia merdeka di satu malam sesudah ia masuk kota Riyadh dengan 6 orang! Sesudah "jembatan" itu diletakkan oleh Ibn Saud, maka di seberang jembatan, artinya kemudian dari pada itu, Ibn Saud barulah memperbaiki masyarakat Saudi Arabia. Orang tidak dapat membaca diwajibkan belajar membaca, orang yang tadinya bergelandangan sebagai nomade yaitu orang Badui, diberi pelajaran oleh Ibn Saud jangan bergelandangan, dikasih tempat untuk bercocok-tanam. Nomade dirubah oleh Ibn Saud menjadi Abdul Aziz bin Saud," tambah Bung Karno.
Setiap tanggal 1 Juni, Bangsa Indonesia sudah seharusnya tidak hanya memperingati 1 Juni sebagai Hari lahirnya Pancasila saja tetapi juga Bangsa Indonesia setiap tanggal 1 Juni harus memperingatinya dengan melakukan sebuah evaluasi yang kongkrit menyoal "Apakah Pancasila sudah dilaksanakan secara Real dengan benar dan baik sebagai Dasarnya?"
1 Juni sebagai Hari Lahirnya Pancasila merupakan kebenaran atas lintasan kebenaran perjalanan sejarah Bangsa Indonesia yang bersifat pasti, tetap, dan diterima secara objektif kebenarannya oleh seluruh Bangsa Indonesia.
Adapun 1 Juni sebagai hari ditetapkannya Pancasila sebagai Dasar Indonesia Merdeka adalah merupakan bagian dari Lintasan Kebenaran Perjalanan Sejarah Bangsa Indonesia yang membutuhkan penjelasan secara keilmuan yang lebih dalam dan rinci dengan mengacu dan berpijak kepada kebenaran lintasan perjalanan sejarah Bangsanya (JASMERAH).
Sebaiknya jangan sekali-kali menggunakan kebenaran lintasan sejarah Bangsa-Bangsa lain di dunia, yang telah melahirkan fahaman /isme-isme yang 'mereka' anut, untuk menjelaskan Pancasila sebagai Dasar Indonesia Merdeka.
Berdasarkan Lintasan Kebenaran Perjalanan Sejarah Bangsa Indonesia, Pancasila yang telah ditetapkan sebagai Dasarnya Indonesia Merdeka harus menjadi Sifat Bangsa Indonesia dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga, Pancasila akan menjadi sumber dari segala sumber hukum untuk mencapai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Disinilah Pancasila akan menjadi Falsafah Bangsa Indonesia karena Pancasila adalah Keyakinan Standar Bangsa Indonesia di dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, Pancasila akan menjadi tuntunan bagaimana seharusnya Sikap Keberpihakan Bangsa Indonesia di dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara hingga terbangunnya suatu tatanan sistem NKRI yang unique sebagai Negara Kebangsaan.