Lihat ke Halaman Asli

"Me vs Mami (2016)" dan "Susah Sinyal(2017)": Hadirkan Perbedaan Budaya Lewat Sosok Single Mother

Diperbarui: 14 Desember 2020   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: google

Tahukah anda, data sensus yang dilakukan oleh U.S Census Bureau pada tahun 2016 menunjukan jumlah keluarga dengan orang tua tunggal mencapai 11,8 juta dengan persentase terbanyak datang dari anak yang tinggal bersama ibu tunggal yaitu sebesar 83%.

Anak khususnya yang memasuki umur remaja berdampak akan hal ini dimana dirinya merasakan ketidaklengkapan orang tua yang akan berdampak pada perkembangan konsep diri. Konsep diri tersebut umumnya terbentuk ketika memasuki usia remaja dan akan mengalami perkembangan ketika beranjak dewasa yang menurut Andi Mappiare (dalam Asdir, 2015) berlangsung antara umur 12-22 tahun. 

Remaja juga dikatakan sebagai masa kritis akan adanya perkembangan individu terkhusus bagi anak perempuan yang memiliki karakteristik  lebih emosional dibanding laki-laki. Hal ini yang kemudian menjadi isu komunikasi antara seorang single mother dan anak perempuannya yang tengah menginjak remaja dimana konflik rentan terjadi.

Melalui latarbelakang isu komunikasi yang terjadi, peran film sebagai komunikasi massa dinilai memiliki pengaruh terhadap khalayak. Melalui film, khalayak akan berusaha menerima dan mengintepratisakan pesan tekstual dari film lewat adanya cara terkait dengan kondisi sosial dan budaya terhadap kondisi tersebut oleh karena film juga memiliki peran sebagai aktualisasi perkembangan masyarakat sesuai masanya. 

Melalui metode analisis teks dalam film, saya akan coba melihat dua film karya anak bangsa yang sama-sama mengangkat konflik antara ibu dan anak, tentang bagaimana seorang single mother digambarkan memiliki sudut pandang lain kaitannya dengan teori budaya yang terlihat.

Hadirkan Perbedaan Identitas

"Me vs Mami (2016)" dan "Susah Sinyal (2017)" pada dasarnya memiliki background cerita dan konflik yang cukup serupa, yaitu tentang hubungan ibu dan anak perempuannya. Namun, terdapat beberapa perbedaan jika dilihat dari kacamata teori budaya dan media.

Pada perspektif budaya, terdapat apa yang disebut dengan identitas.  Identitas yang pertama adalah identitas pribadi dimana menurut Turner (dalam Samovar,2010) merupakan sesuatu yang membedakan seseorang dalam suatu kelompok sekaligus merupakan suatu hal yang menandai seseorang. 

Hal ini semacam bakat bawaan, seperti dapat dilihat dalam film Susah Sinyal lewat tokoh Kiara yang pandai bernyanyi walau tanpa bantuan guru vokal, ia juga pandai memproduksi lagu sendiri yang diperuntukan untuk Ellen, sang ibu. 

Perbedaan dapat dilihat pada awal mula pembahasan dimana dalam film Me vs Mami identitas pribadi lebih dapat dilihat pada sesuatu yang tidak berwujud seperti tokoh Mira yang digambarkan memiliki kepribadian yang senang berteman dan menjalin relasi dengan orang baru bahkan yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda dengannya.

Identitas lainnya yang terlihat adalah dari sosial/komunal lewat tokoh Mira bahwa ia merupakan seorang mahasiswi, ia memiliki peran sebagai anak dari Maudy dan dari sisi sang ibu yaitu Maudy yang tergabung dalam bentuk identitas sosial asosiasi atau panggilan yaitu seorang celebrity chef

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline