Lihat ke Halaman Asli

Levianti

Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Terang Maaf

Diperbarui: 10 April 2024   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: istockphoto.com)

Aku lahir dengan hati yang lebih menyukai terang.

Kukira setiap bayi juga dilahirkan dalam keadaan demikian.

Bukankah dibutuhkan waktu khusus untuk bisa beradaptasi menikmati gelap?

Namun hatiku yang mencintai terang itu dipatahkan oleh orang yang amat kusayang.

Dalam ketidaksadarannya, ia menggunakan segala penerangan yang ada untuk membenarkan kegelapan dosa.

Bertahun-tahun aku terpuruk meratapi luka.

Silih berganti dengan api amarah yang mudah tersulut dan langsung membakar seketika.

Hatiku sinis mencibir cahaya!

Sampai akhirnya aku kelelahan kosong daya.

Tidak ada pilihan selain berserah kepada Sang Ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline