Lihat ke Halaman Asli

Nanda Rahmat

Penjaga suplai imajinasi otakmu

Kenapa Kita Percaya "Besok"?

Diperbarui: 25 Maret 2022   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Alexander Andrews on Unsplash   

Pernah ga sih kepikiran kalo besok ternyata bukan masa depan? Selama ini kita percaya kalo besok adalah masa depan dan kemarin adalah masa lalu. Apa iya? Sejak kecil kita sudah terbiasa menganggap bahwa "besok" adalah yang akan terjadi dan tentunya berada di garis waktu masa depan. Mungkin sejak TK sudah ditanamkan bahwa setelah Senin adalah Selasa dan setelah Kamis adalah Jumat.

Tapiii gimana kalo ternyata "besok" adalah kemarin. Jadi bukan seperti garis waktu umum yang percaya kalo "besok" adalah masa depan, malah kita hidup bergerak mundur ke belakang. Mungkin sekarang kita berada di masa depan dan besok adalah masa lalu. Mungkin sekarang hari Rabu dan besok adalah Selasa, bukan hari Kamis. Toh nama-nama hari adalah hasil kreatifitas manusia. Kalo dibayangkan dengan haluku ini, maka semesta bergerak mundur bukan bergerak maju.

Gimana kalo "Big-Bang" itu bukan awal penciptaan tapi fase berakhirnya semesta dan kiamat adalah awal semesta. Bisa jadi kiamat adalah awal rekonstruksi awal semesta menuju alam yang baru. Kiamat berperan sebagai titik tolak awal jembatan yang menghubungkan kehidupan dunia dengan akhirat. 

Yang pasti semua ini bergerak lurus entah besok adalah masa depan maupun besok adalah masa lalu

   




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline