Lihat ke Halaman Asli

Monopoli Kolonial: Kolonisasi di Afrika Barat

Diperbarui: 8 Maret 2024   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada abad ke-20, eksistensi kolonialisme tidak sepekat seperti pada abad 18 dan 19. Setelah perang dunia II dekolonisasi terjadi seiring dengan adanya gerakan intelektual pasca-kolonialisme. Dekolonisasi merupakan kondisi merdeka negara negara koloni di Asia dan Afrika setelah perang dunia ke-2. Adanya dekolonisasi ini membuat monopoli kolonial dalam perekonomian global tidak sekuat pada abad sebelumnya. 

Meskipun kolonialisme pada abad ke-20 tidak begitu kuat, namun bukan berarti tidak ada. Pada beberapa wilayah negara negara Afrika dan Asia masih ada. Karena walaupun dekolonisasi telah terjadi pada awal abad ke-20, beberapa negara Eropa masih mempertahankan kekuasaan kolonial di Afrika. Perusahaan perusahaan  seperti Franaise des Colonies di wilayah Afrika Barat yang merupakan milik Perancis masih tetap menguasai sebagian besar perekonomian di wilayah tersebut. Tidak hanya satu, tetapi beberapa perusahaan di wilayah Afrika seperti Compagnie du Sngal di wilayah senegal, Lever Brothers di Nigeria, dan Compagnie du Niger di Nigeria yang dimiliki oleh Prancis dan Inggris. Ini membuktikan bahwa kolonialsime tetap ada, meskipun tidak begitu mencolok, namun tetap menguasai sebagian besar perekonomian negara koloni. 

Monopoli kolonialisme merugikan negara koloni dan hanya menguntungkan bagi negara yang menguasai. Hal demikian disebabkan karena dalam praktik monopoli kolonial kegiatannya dalam berekonomi dilakukan secara sewenang wenang tanpa memikirkan kesejahteraan oleh pribumi. Ini merupakan suatu bentuk kerugian yang ditimbulkan oleh kolonialisme yang hanya menguntungkan bangsa barat yang ini meningkatkan perekonomian. 

Ada aturan yang mengikat bagi seluruh pemerintah kolonial Afrika, dimana negara koloni tidak boleh menjadi beban bagi pemerintah metropolitan dan harus membayar pajak mengyunakanpendapatan lokal negara koloni itu sendiri. Dengan doktrin yang demikian, tidak mungkin bagi negara koloni mendapatkan akses menuju pembangunan ekonomi yang baik di wilayah mereka. 

 Acemoglu, Simon Johnson dan James A. Robinson (2001; 2002) mengatakan bahwa kolonialisme ekonomi hanya akan merugiskan pihak kolonial dan menguntungkan pemerintah metropolitan. Pernyataan ini dapat disetujui dengan sejumlah fakta yang yang terjadi, dimana perekonomian wilayah Afrika Barat tidak berkembang dengan baik dibawah pemerintahan kolonial Prancis. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline