Lihat ke Halaman Asli

Abdul Muis Syam

Terus menulis untuk perubahan

Rizal Ramli Pro-Rakyat, Dibenci Mafia dan Rezim “Banditisme”

Diperbarui: 5 Agustus 2016   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“RIZAL Ramli adalah salah satu sosok penghalang terbesar yang tak pernah berhenti melawan pemerintah yang banyak berpihak dan melindungi kita.”

Kira-kira begitulah ungkapan dan pandangan secara turun-temurun di lingkungan para mafia (seperti mafia Berkeley, Pengpeng, mafia beras, mafia migas, mafia reklamasi, dsb) juga dengan para politikus busuk beserta para begundalnya terhadap diri Rizal Ramli.

Yaaa...., para pejabat “banditlah” yang sangat kekenyangan di negeri ini. Mereka saling “menyuapi” dengan para mafia, politisi busuk serta para begundalnya. Dan ketahuilah, itu sudah berlangsung sejak dulu.

Sementara jeritan dan tangisan kesengsaraan si miskin di emperan-emperan toko, juga dari balik gubuk kumuh dan tembok-tembok rapuh perumahan kredit (kontrakan), hingga kini nyatanya masih terus meraung-raung. Mereka dikejar-kejar, digusur, tanah dan lahan mereka dirampas paksa di negerinya sendiri tanpa diberikan kompensasi yang sesuai.

Katanya uang yang dikelalola oleh pemerintah (APBN) adalah uang rakyat. Tapi lihatlah betapa para kakek-nenek renta dan anak-anak yatim-piatu justru terus bermunculan menjadi pengemis dan peminta-minta sumbangan, mereka masih terus berkelana mengetuk door to door (pintu mobil dan rumah).

“TEMBOK KESENJANGAN”

SELAIN menjadi pengemis, juga tak sedikit yang terpaksa harus menjadi pelacur, juga preman, hanya untuk mengais sekeping uang demi mempertahankan hidup di balik TEMBOK KESENJANGAN (antara si miskin dan si kaya, juga antara rakyat dan pemerintah) yang kini justru semakin tinggi dibangun oleh pemerintah itu sendiri.

Dan tembok kesenjangan itulah yang telah menghalangi telinga pemerintah untuk dapat mendengar jeritan kesengsaraan sepanjang tahun dari si miskin. Kalau pun suara jeritan itu terdengar,  boleh jadi itu hanya bagai sebuah nyanyian pengantar tidur bagi para pejabat “bandit” di negeri ini.

Dan ketahuilah, di balik tembok kesenjangan itu pula, terdapat pemerintahan yang dihuni oleh para bandit dan mafia yang begitu sangat sibuk melakukan perundingan, yakni perundingan yang “kemasan dan labelnya” tertulis rakyat, tetapi isinya konglomerat.

Sehingga memang di mata pemerintahan “bandit” orang seperti Rizal Ramli tak pantas “diikutkan” dalam perundingan seperti itu di balik tembok tersebut. Dan terbukti, Rizal Ramli nyatanya memang berhasil disingkirkan setelah dianggap banyak “berteriak” dari balik tembok tersebut karena menyampaikan berbagai indikasi “kongkalikong” yang berpotensi merugikan negara kepada rakyat.

RIZAL RAMLI DARI MASA KE MASA
SELALU DIBENCI OLEH PARA MAFIA DAN REZIM “BANDIT”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline