Lihat ke Halaman Asli

AMRUL HAQQ

Pendiri Media GelitikPolitik.com

Idul Fitri, Seremoni di Tengah Pandemi

Diperbarui: 25 Mei 2020   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Gema takbir berkumandang, tanda kemenangan telah datang, idul fitri menjadi momentum kembalinya jati diri, menjadi insan penuh kasih, bergandeng tangan menebar kedamaian.

Ada yang berbeda pada idul fitri 1441 H/2020 H, tradisi pulang kampung atau 'mudik', dua frasa yang sempat menjadi perdebatan ini tidak terjadi pada perayaan idul fitri 2020, karena pemerintah melarang masyarakat untuk melakukan mudik atau pulang kampung atau apapun itu yang tujuannya berkumpul dengan sanak family di daerah, hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. 

Meskipun pada realitanya, pelarangan pulang kampung tidak serta merta membuat kurva kasus positif covid-19 menjadi landai, malah dikejutkan dengan rekor kasus positif yang mencapai kurang lebih 1000 kasus.Idul fitri kali ini bisa dibilang menjadi idul fitri yang menarik yang  tidak akan terjadi pada idul fitri sebelumnya atau nanti terulang pada waktu yang belum diketahui, idul fitri kali ini menjadi seremonial sekaligus momentum untuk mempererat tali silaturahim antar tetangga yang notabene bukan dari kampung yang sama, suku yang sama, daerah asal yang sama, tetapi selama ini hidup berdampingan bersama, yang sebelumnya tidak mengadakan sholat idul fitri di perantauan, kini diadakan sholat ied dengan protokol kesehatan dan jaga jarak antar jamaah. Ditengah pandemi, silaturahim tetap berjalan untuk mempererat tali persaudaraan.


Pandemi membawa hikmah pada idul fitri kali ini,

diantaranya adalah aktualisasi pererat silaturahmi ditengah bumi perantauan, kita yang biasanya berbondong pergi ke kampung halaman dan saling bermaafan disana, sekarang dihadapkan pada situasi untuk saling bermaafan dengan warga dan tetangga yang selama ini hidup bersama. Maka, kata-kata mutiara klasik saat idul fitri tiba yaitu “Bikin dosa di kota, minta maafnya di kampung" benar-benar terbantahkan sekarang, pandemi kali ini membawa kita untuk saling bermaafan dengan warga, tetangga dan bangsa sendiri atas sikap serakah dan kemunafikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline