Lihat ke Halaman Asli

Zaly

Mahasiswa

Momen Tak Biasa

Diperbarui: 27 Agustus 2025   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Pagi itu, Pak Budi melihat Kiki, putranya yang berusia lima tahun, duduk lesu di sofa. Padahal biasanya, Kiki sudah berlari kesana kemari, siap untuk petualangan barunya. Kiki adalah anak yang sangat aktif, dengan mata yang selalu berbinar dan senyum yang tak pernah pudar.

"Kiki, kenapa kamu tidak main di luar?" tanya Pak Budi lembut.

Kiki hanya menggeleng. Wajahnya terlihat pucat dan ia menggigit bibir bawahnya. Ini bukan Kiki yang dikenalnya. Pak Budi mendekat dan menyentuh dahi putranya. Hangat.

"Kamu demam, Nak?"

Kiki mengangguk pelan. "Perut Kiki juga sakit, Yah."

Rasa panik mulai menyelimuti hati Pak Budi. Ia segera teringat beberapa hari terakhir, Kiki sering jajan sembarangan di depan sekolah.

"Apa Kiki jajan sembarangan lagi?" tanya Pak Budi.

Kiki menunduk, matanya mulai berkaca-kaca. "Maaf, Yah. Kiki beli es krim warna-warni itu."

Pak Budi menghela napas. Ia tahu es krim itu terbuat dari pewarna buatan yang berlebihan dan dijual di gerobak yang kebersihannya diragukan. Ia mencoba untuk tidak memarahi Kiki.

"Tidak apa-apa, Nak. Sekarang kita harus ke dokter," ujar Pak Budi sambil menggendong Kiki yang tubuhnya terasa semakin lemas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline