Lihat ke Halaman Asli

Generasi Muda, Pemimpin Dunia

Diperbarui: 17 Juni 2023   04:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Berbicara tentang Pemuda rasanya takkan habis dimakan usia, sebab ia generasi yang tumbuh sebagai konsekuensi dari siklus kehidupan manusia, ia akan ada, dan selalu ada. Mendengar kata Pemuda, tentu yang terbayang di benak kita merupakan sosok kuat, tangguh, cerdas, visioner, berani, dan banyak hal positif lainnya. Pemuda dikenal dengan ide, gagasan, kreatifitas, inovasi, juga kondisi fisiknya yang energik serta memiliki semangat juang yang kuat.

Bagi sebuah bangsa, pemuda adalah pilar penting. Sebuah perjuangan, apapun ideologi atau cita-cita yang diperjuangkan, hampir mustahil berhasil tanpa peranan anak muda. Hasan Al-Banna, seorang Ulama Mesir mengatakan, "Dalam setiap kebangkitan, pemuda ialah rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda ialah pengibar panji-panjinya". Adagium tersebut menggambarkan bagaimana dahsyatnya peranan pemuda. Pemuda adalah rahasia kebangkitan dan sumber mata air kehidupan suatu bangsa.

Karena itu, jika berbicara pemimpin, tentu amat sulit dipisahkan dengan pemuda. Dengan berbagai keunggulan dan kelebihan yang dimilikinya, pemuda memiliki modal kuat untuk berhasil menjadi seorang pemimpin. Baik itu memimpin organisasi, perusahaan, lembaga, atau bahkan negara. Seperti yang dikatakan Tjokroaminoto, bahwa pemuda ditakdirkan menjadi pemimpin.

Generasi Muda Memimpin

Sejarah telah membuktikan bagaimana etalase kepemimpinan dunia banyak diisi para pemuda. Jean-Claude Duvalier menjadi Presiden Haiti di usia 19 tahun, Milo Dukanovic Perdana Menteri Montenegro di usia 29 tahun, Jean-Baptiste Bagaza menjadi Presiden Burundi di usia 30 tahun, dan Muammar Gaddafi yang memimpin Revolusi Libya ketika berusia 27 tahun.

Dalam sejarah Indonesia, pemuda tak diragukan lagi menjadi aktor utama di pentas sejarah bangsa, terkhusus perjuangan para pemuda dalam mendobrak belenggu penjajahan, dari pra kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan. Soetomo menggagas dan memimpin Boedi Utomo pada usia 20 tahun, organisasi yang ia dirikan bersama teman-temannya di STOVIA pada tahun 1908, di mana kelak hari lahirnya pada 20 Mei diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional.

Lalu, Soegondo Djojopoespito memimpin Kongres Sumpah Pemuda 1928, yang menyatukan para pemuda-lintas agama, suku, etnis, dan golongan, dari seluruh penjuru Nusantara, pada usia 23 tahun, di mana peristiwa tersebut menjadi tonggak awal mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia yang kemudian diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945.

Demikian halnya dalam sejarah Islam, banyak yang menjadi pemimpin di usia muda. Harun Ar-Rasyid berusia 22 tahun ketika memimpin Dinasti Abbasyiah, imperium raksasa yang kekuasaannya meliputi Asia, Afrika, dan Eropa. Usamah bin Zaid memimpin tokoh sekaliber Abu Bakar dan Umar dalam pertempuran melawan Romawi pada usia 19 tahun. Dan yang begitu terkenal, Sultan Muhammad Al-Fatih, memimpin Dinasti Utsmaniyah pada usia 18 tahun, lalu menaklukan salah satu peradaban besar dunia, Konstantinopel-Ibukota Imperium Byzantium, pada usia 23 tahun.

Mereka merupakan pemuda-pemuda luar biasa, yang memiliki semangat tinggi untuk meraih mimpi dan cita-cita. Pemuda yang berani tampil ke depan, mengambil resiko, melewati berbagai tantangan, menaklukan beragam ujian, demi mencatatkan namanya dalam sejarah dengan tinta-tinta keberhasilan, hingga kemudian namanya dikenang oleh banyak orang dari generasi ke generasi.

Potensi Pemuda Indonesia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline