Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Sang Bayu

Diperbarui: 22 November 2021   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.prialsayyidja

Sang Bayu

Sayyid jumianto

Seruni tidak yakin dengan pilihan hatinya semua yang mendekatinya punya niat dan maksud yang berbeda.

"Aku hanya bisa tentukan bila ketulusan yang mereka pamerkan bukan harta benda"katanya kepada ibu dan saudaranya

Semua orang memandang sebuah idealisme yang keblinger walau itu sudah sebuah prinsip dari hidupnya saat ini.

Semua orang tahu masa lalu yang menyakitkan hatinya, masa yang telah kelak membuat hatinya seakan tertutup oleh keadaan yang dihadapinya saat ini

Makam itu jadi saksi hidupnya merasa hilang separuh cinta serta harapannya tinggal kenangan yang tidak bisa dilupakan saat ini.

Semua sebab itu karena dirinya yang membuat korban berjatuhan selalu menyalahkan dirinya yang menjadi sebab semua ini.

"Aku tidak menyangka"tatapan sedih itu selalu terbayang di benaknya

Ketika pertarungan berdarah itu tidak hasilkan apa-apa yang ada kesedihan semua orang dan semua orang menyalahkannya karena peristiwa itu semua tidak menghendakinya.

"Wes, sudah takdirmu nduk"kata bapak ibunya kala itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline