Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Luweng

Diperbarui: 30 September 2018   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

doknprialsayyidj

Aku tidak tahu tetapi ini pesan simbok, aku masih sekolah dasar kala itu dan tidak tahu apa  dan mengapa simbok dan bapak melarangku bermain dekat gua ya luweng dekat kampung kami, memang sangat sepi dan katanya berhantu itulah sebabnya membuat aku penasaran  sebelum semuanya nyata semudah narasi anak sekolah dasar kala itu.

Memang dulu sebelumnya untuk mengambil air minum sebagian dari warha kami walau harus berjuang keras untuk menggapai mata air sungai dlam tanah di goa  ya luweng ini, Sejak banyak truk tentara pada malam harinya maka banyak yang tidak boleh datang di luweng ini oleh aparat pemerintah juga tentara kala itu.

"Simbok tidak mau kamu dolan kesana, apalagi bersama teman-temanmu," larang simbok padaku

"Cuma mau lihat keindahan alamnya saja," pintaku pada simbok kala itu

"Tidak boleh, aku tidak  mau ada luka  dan trgedi lama terbuka lagi," terang simbok

"Luka lama, tragedy lama apa mbok?" tanyaku sedikit rewel

"Kamu akan tahu sendiri kelak lhe' kata simbok seakan  sedmikian cepat menyudahi percakapan kami ini.

Pernah mas adi teman aku sejak  mengajak kami untuk mendekat dan diusir oleh bebarapa orang yang menjaganya walau alasankami masuk akal untuk mencari air kala itu

"Kalian tidka boleh masuk ini daerah berbahaya," kata beberapa orang tegap itu

"Kami mau ambil air minum di luweng ini pak," pinta mas Adi pada mereka

"Cari yang lain dekat pantai sana" kami diam dan takut lalu pergi begitu saja, samapi teka-teki itu belum terungkap karena aku  di titipkan kerumah bude di kota ini supaya sekolahku  tetap bisa berlanjut, karena daerah kami waktu itu benar-benar harus berjuang ekstra kalau ingin sekolah sampai SMA  tahun 1980an adalah nyata dan juga alsan  jarak yang jauh yang menyebakan kami enggan dan putus sekolah SD atau SMP kala itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline