Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Luweng

30 September 2018   21:31 Diperbarui: 30 September 2018   22:02 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Tahun 2018 ini ...

Sampai perjumpaan dengan mas Adi kembali sejak Pak Harto jatuh 1998 kemarin  kami berjumpa lagi dan sedikit nostalgia tentang tempat bermain dan juga tempat mencari air kala kemarau tiba kok kala itu di tutup tidak boleh di ambil dan apalagi didekati oleh kami.

"Dik tidak usah di pikirkan itu jawabanya sudah ada," jawab mas Adi yang sekarang menjadi perangkat desa di desa kami ya tempat kami lahir.

"Tidak usah dicari jawabanya ok kita tidak usah mengenangnya lagi sekarang sudah dibuka untuk tempat wisata dan demit-demit  ya hantu-hantu itu sudah  tidak ada sekarang adanya tempat wisata sussur gua dan uweng yang ramai dan banyak pelancongnya setiap hari" terang mas Adi padaku lagi.

"Tentang hantu apa itu?" tanyaku

Mas Adi menghela nafasnya dan aku  lihat wajahnya sedikit ragu untuk menerangkannya padaku

"Begini, konon luweng-luweng itu tempat mengeksekusi para tapol partai terlarang kala itu," sedikit membuka pikiranku, luweng itu benar di gunakan untuk membunuh orang, ngeri batinku membayangkannya.

"Tidak usah dibahas lagi ya dik," lanjut mas Adi padaku

"Oh pantes simbok tidak boleh mendekat apalagi bermain ke sana kala itu," jawabku polos

"Benar simbok kita melarangnya karena "berbahaya" dan kita masih kecil kala itu, tetapi ini nyata banyak saksi dan pelaku yang masih hidup bercerita pada aku dik," imbuh mas Adi padaku lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun