Lihat ke Halaman Asli

Agung Laksono

Putune mbah nun

Aku Ingin Mengubah Takdirku, menikah dengan Perempuan yang Pandai Membaca Puisi

Diperbarui: 24 Juni 2019   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: kanalaceh.com

Aku ingin menikahi  perempuan yang pandai Berpuisi

Apakah salah seseorang laki laki yang ingin hidup dengan pendamping yang bisa pandai membaca bait-bait puisi. Tidak perlu bisa memasak, mempoles wajah dengan make up, berharta kaya dan berstrata mulia. 

Alangkah senang diri, setiap hari melihat dia menyambut hari dengan membawakan kalimat indah yang menentramkan hati, bahkan dia mengucapakan pelafalan dengan tepat, mudah dipahami maksudnya, gampang dimengerti dan manfaatnya akan menguatkan komunikasi dalam keluarga.

mengaji juga termasuk membaca puisi, bukan ?

Karena di dalamnya mengandung lughoh sastrawi yang tinggi, mana yang tidak mau seorang perempuan yang pandai membaca puisi dengan makroj, tajwid dan panjang pendek yang bener ?

Perempuan pembaca puisi adalah makhluk yang pandai merepresentasikan perasaan dengan tepat dari apa yang ditangkap dari objek kehidupan. Dia juga pandai dalam memposisikan mimik wajah, memasang kesedihan disaat tepat, bahagia dengan cara benar.

Wanita yang tidak muluk harus tampil menyenangkan dan berpura menyembunyikan kesedihan, tidak bisa menangis selalu bahagia, tampakya itu tidak mungkin karena pada dasarnya sedih dan senang adalah  dua mata koin tak terpisahkan. Hanya Pembaca puisi yang mengerti bagaimana menempatkan sesuatu pada porsinya dengan persisi.

Andai bisa memilih, aku ingin menikahi dan menutup hayat bersama perempuan yang pandai berpuisi, yang tahu intonasi dari puisinya. Bagaimana memilih waktu berjeda, mengambil jarak antar bait, agar tidak saling menyakiti disaat mengambil rindu.  

Bagaimana mungkin bisa membaca puisi jika tak memahami kata dan makna. Bisa metamorfosa retorika tapi tidak paham  dari makna tentu tidak ada artinya dan miskin nilai.

Tentu perempuan yang pandai berpuisilah yang paling kaya dengan nilai.

Kemarin aku ditanya " Kenapa disaat akhir percintaan selalu dengan cidera " Karena perempuan tidak bisa membaca dari tanda-tanda dan kosakata yang rumit dari implikasi dari objek yang ditangkap indrawi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline