Lihat ke Halaman Asli

Kang Mizan

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Siapa Saja Pahlawan Masa Kini Jokowi Itu?

Diperbarui: 12 November 2019   04:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa sumber, diolah

Sedikit terlambat menulis tentang Hari Pahlawan 10 November Indonesia. Namun masih segar dalam ingatan kita bahwa seperti biasanya Presiden dan Wakil Presiden RI memimpin upacara bendera di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Untuk tahun ini seperti presiden-presiden Indonesia terdahulu, Presiden Joko Widodo selaku inspektur upacara melakukan tabur bunga bersama-sama dengan Wapres Ma'ruf Amin. 

Dalam kesempatan ini Presiden Joko Widodo yang akrab dipanggil dengan Jokowi menyampaikan pesan penting terkait tema utama Hari Pahlawan 2019 yaitu "Aku Pahlawan Masa Kini." Ini pesan yang universal. Pesan tersebut menyuarakan semangat agar siapa saja berhak untuk menjadi pahlawan masa kini. Mereka itu berhak dan dimuliakan untuk menjadi pahlawan pemberantasan kemiskinan, kebodohan, dan kesenjangan, antara lain.

Siapa saja ya yang dimaksud penyandang panggilan legenda Jokowi itu? Coba kita lihat uraian simpel seperti dibawah ini. 

Narasi pemberantasn 3K: kemiskinan, kebodohan, dan kesenjangan itu sebetulnya adalah narasi universal pembangunan ekonomi. Narasi universal dalam cabang ilmu Trade and Development.

Ada dua kelompok utama pelopor pembangunan ekonomi itu. Pertama, adalah akademisi yang mencakup dosen, peneliti, dan mahasiswa. Mereka ini mengembangkan teori pembangunan ekonomi yang nantinya dapat membantu para praktisi. 

Penghargaan tertinggi untuk para ekonom dunia diberikan oleh The Royal Swedish Academy of Sciences, Swedia. Untuk tahun 2019 ini penerima hadiah Nobel Ekonomi tersebut adalah: (i) Abhijit Banerjee, Massachusetts Institute of Technology, Cambridge, USA ; (ii) Esther Duflo, Massachusetts Institute of Technology, Cambridge, USA, dan (iii)  Michael Kremer, Harvard University, Cambridge, USA.

Narasi terpenting untuk mereka bertiga adalah: Their research is helping us fight poverty. Abstraksi dari kontribusi mereka dalam literatur pengentasan kemiskinan, adalah:

The research conducted by this year’s Laureates has considerably improved our ability to fight global poverty. In just two decades, their new experiment-based approach has transformed development economics, which is now a flourishing field of research. 

Kedua, adalah kelompok praktisi. Mereka termasuk ruling parties yang mencakup presiden dan anggota kabinet serta para legislator. Para pengusaha mulai dari PKL hingga Pengusaha papan atas nasional juga termasuk para praktisi itu. Kita semua sebetulnya juga pahlawan dalam banyak aspek tertentu.

Untuk segmen the ruling parties dan untuk kasus Indonesia coba kita lihat beberapa Menteri Ekonomi yang banyak dipuji bukan saja di dalam negeri tetapi juga secara internasional. Mereka itu biasanya adalah menteri-menteri keuangan. Sebut saja mereka itu seperti Prof Dr. Ali Wardhana, Prof Dr. Boediono, dan terkini adalah Sri Muljani Indrawati.

Mereka bertiga itu dipuji dunia bukan saja karena telah berhasil mengelola keuangan negara secara prudent dan sustainable tetapi juga karena telah berhasil mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Mereka termasuk menteri-menteri kabinet yang berhasil mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia secara konsisten dari tahun ke tahun. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline