Lihat ke Halaman Asli

Ciptakan Aplikasi Deaf Care sebagai Wadah Informasi untuk Pendamping para Penyandang Difabel Dengar dan Wicara

Diperbarui: 26 Agustus 2021   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Tim PKM-PM mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang beranggotakan 5 orang yang berasa dari jurusan Teknik Industri, Informatika, dan Psikolog yakni Alma Fitria Milania, Abdul Aziz Al Jabbar, Andrian Naufaldi Hamid, Albarra Naufala Erdanto, dan Aura Nabila telah mengembangkan sebuah aplikasi dalam membantu orang tua yang memiliki buah hati dengan difabel dengar dan/ difabel wicara dalam memenuhi kebutuhan informasi bernama Deaf Care.

”Besar perhatian kami kepada keluarga yang masih sulit dalam mengumpulkan informasi bilamana terdapat anggota keluarga mereka yang memiliki kebutuhan lebih dalam mendengar. 

Aplikasi Deaf Care kami InsyaAllah menjadi wadah informasi yang dibutuhkan setiap keluarga yang memiliki anggota keluarga difabel dengar dan/ difabel wicara” Ujar Albarra sebagai anggota tim PKM-PM.

Orang tua dari anak disabilitas memiliki tanggungjawab yang jauh lebih kompleks daripada anak tanpa disabilitas, seperti kebutuhan perawatan, terapi medis, serta kebutuhan yang hadir karena keterbatasan anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Aksesbilitas dari difabel dengar dan/ difabel wicara pun menjadi isu di Solo Raya, mulai dari aksesbilitas fisik maupun non fisik. 

Hal tersebut menjadi ketakutan tersendiri bagi orang tua dari penyandang tuna rungu. Problematika lain yang sering dihadapi oleh para orang tua di awal adalah ketidaksiapan dalam menghadapi anak penyandang difabel dengar dan/ difabel wicara.

Stres tidak hanya dirasakan oleh anak atau anggota penyandang difabel dengar dan/ difabel wicara. Pada dasarnya orang tua akan merasakan parental stress atau stres yang berkaitan dengan peran sebagai orang tua. 

Stres pada orang tua dengan anakdifabel dengar dan/ difabel wicara dapat diakibatkan oleh kerentanan anak terhadap penyakit, permasalahan perilaku, peningkatan kebutuhan perawatan, perasaan kurang kompetensi maternal pada ibu, peningkatan kebutuhan finansial, dan keterbatasan dukungan. Salah satu keterbatasan yang muncul adalah keterbatasan informasi.

Keterbatasan informasi terkait layanan kesehatan dan artikel informatif merupakan beberapa keluhan yang muncul di mitra kami, yaitu komunitas orang tua dari anak difabel dengar dan/ difabel wicara yang bernama Deaf Family Solo Raya

Selain itu, keterbatasan informasi lainnya adalah terkait bagaimana berkomunikasi serta memperlakukan anak penyandang tunarungu yang sesuai. 

Media untuk belajar Bahasa isyarat yang terbatas pun menjadi batasan dan keluhan bagi orang tua untuk belajar berkomunikasi dengan anak yang memiliki disabilitas tunarungu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline