Lihat ke Halaman Asli

Alirman Djamereng

Flowman but not Superman

Tiga Kata Ajaib: Tolong, Terima Kasih, Maaf

Diperbarui: 8 Maret 2021   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap kali saya masuk ke sebuah minimarket, hampir senantiasa disambut dengan sapaan," Selamat Datang di *****, Selamat berbelanja. 

Dan saya pun berlalu begitu saja langsung menuju ke tempat lokasi barang belanjaan tanpa mengucapkan sepatah kata. Bahkan melirik pun kadang tidak saya sempatkan karena sudah menganggap hal tersebut sudah lumrah dan merupakan bagian dari SOP minimarket tersebut. 

Ketika saya kebingungan mencari barang dan ditolong oleh petugas minimarket lainnya, saya pun langsung bergegas menuju ke lokasi yang ditunjukkan tanpa mengucapkan apa-apa kepadanya. 

Saat menyelesaikan pembayaran di kasir, saya akan segera berlalu tanpa mengucapkan sepatah kata walaupun kasirnya mengucapkan terima kasih sambil merapatkan kedua tangannya di dada.

Saya pernah ditegur oleh seorang teman saya ketika berada di luar negeri. Ketika itu seseorang keluar dari pintu sebuah toko terlebih dahulu dari saya. Saat sudah di luar dia menahan pintunya sejenak, memberikan kesempatan untuk keluar tanpa harus membuka sendiri dan menghindarkan saya terbentur pintu yang baru saja terbuka oleh dia. 

Namun seperti biasa saya langsung berlalu begitu saja sambil terus mengobrol dengan teman saya. Tidak ada ucapan "terima kasih" yang keluar dari mulut saya. Teman saya bertanya kenapa saya tidak mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membantu saya walaupun mungkin hanya sebuah tindakan kecil?. 

Dia mengatakan sering melihat perilaku orang-orang dari Indonesia yang pergi ke luar negeri seperti itu. Dia juga bercerita bahwa sejak kecil mereka telah diajarkan untuk selalu mengingat dan menerapkan The Three Magic Words dalam kehidupan sehari-hari, yaitu Please, Thank You, Sorry

Saya sampai malu ketika dia bertanya apakah sikap saya memang menjadi budaya dari orang Indonesia?. Tentu saja saya berkata tidak, karena Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah. Bukankah begitu?.

Namun sejak itu saya akhirnya berpikir bahwa kadang perkataan teman saya itu ada juga betulnya. Dalam pergaulan sehari-hari terkadang kita tidak memakai  kata "tolong" jika hendak meminta sesuatu kepada orang lain yang dirasa memiliki perbedaan kelas baik dalam hal kasta, umur atau pekerjaan yang berada di bawah level atau standar kita. Misalnya kepada pelayan toko, cleaning service, office boy dan asisten rumah tangga. 

Kita menganggap hal itu adalah lumrah dan sudah menjadi tanggung jawab mereka untuk melakukan sesuatu yang kita inginkan, sehingga kita tidak perlu meminta tolong. Kata itu hanya kita pakai ketika kita berhadapan dengan orang yang kita anggap berada di atas level kita. 

Begitupula dengan kata "maaf" saat kita melakukan sesuatu yang membuat orang lain terganggu atau menjadi repot. Pun ketika seseorang telah melakukan sesuatu untuk kita, kata "terima kasih" terkadang tidak secara spontan keluar dari mulut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline