Lihat ke Halaman Asli

Alifia Husna

Employer

Diabetes dan Herbal: Kombinasi Pendekatan Modern dan Tradisional

Diperbarui: 8 Agustus 2025   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terus mengalami peningkatan prevalensi secara global. Menurut data International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2021 terdapat lebih dari 537 juta orang dewasa yang hidup dengan diabetes. Kondisi ini bukan hanya berdampak pada kadar gula darah, tetapi juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung, gangguan ginjal, dan kerusakan saraf bila tidak dikendalikan dengan baik.

Secara medis, penanganan diabetes umumnya dilakukan dengan modifikasi gaya hidup, diet sehat, olahraga teratur, serta penggunaan obat oral atau insulin. Namun, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pengobatan alami, tanaman herbal mulai banyak digunakan sebagai terapi pendamping untuk membantu mengontrol kadar glukosa darah secara alami.

Beberapa herbal yang telah dikaji manfaatnya dalam konteks diabetes antara lain:

  • Daun Insulin (Costus igneus): Mengandung senyawa aktif yang dipercaya membantu menurunkan kadar gula darah. Tanaman ini banyak digunakan di berbagai negara Asia sebagai bagian dari pengobatan tradisional.

  • Pare (Momordica charantia): Mengandung zat charantin dan polipeptida-p yang memiliki efek mirip insulin. Pare juga dikenal membantu meningkatkan sensitivitas insulin dalam tubuh.

  • Kayu Manis (Cinnamomum verum): Studi menunjukkan bahwa konsumsi kayu manis secara teratur dapat membantu meningkatkan kontrol gula darah pada penderita diabetes tipe 2.

  • Kunyit (Curcuma longa): Mengandung kurkumin yang bersifat anti-inflamasi dan antioksidan. Kurkumin diketahui dapat memperbaiki sensitivitas insulin dan mengurangi peradangan sistemik.

Meskipun beberapa studi telah menunjukkan manfaat herbal, penting untuk diingat bahwa penggunaannya tidak menggantikan terapi medis utama. Konsultasi dengan tenaga kesehatan tetap diperlukan sebelum memulai terapi herbal, terutama bagi pasien yang sedang mengonsumsi obat antidiabetes, karena beberapa herbal dapat berinteraksi dengan obat dan menyebabkan hipoglikemia.

Herbal bukanlah solusi instan, namun bila dikombinasikan dengan pola hidup sehat dan pendekatan medis yang tepat, dapat menjadi bagian dari strategi pengelolaan diabetes yang lebih holistik dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline