Lihat ke Halaman Asli

Ali Muakhir

TERVERIFIKASI

(Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Dakwah Hijau Ala Masjid As-Shiddiq

Diperbarui: 24 Oktober 2021   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agus Rohman dan Erick Tohir di Antara Kebun Organik di Rooftop Masjid As-Shiddiq Bandung (Foto Dok.Pri)

Sore itu suasana pelataran Masjid As-Shidiq cukup senyap karena jamaah sudah kembali ke rumah masing-masing, yang tertinggal hanya suara percikan air yang menyiram kebun sayur mayur yang terhampar di pelataran masjid dan rooftop masjid.

"Penyiraman otomatis ini cuma 5 menit, jadi sangat efektif dan efesien karena tidak memerlukan air dan listrik yang banyak," ujar Agus Rohman, Ketua Kelompok Tani Buruan SAE Masjid As-Shidiq Komplek Griya Winaya, Pasir Jati, Bandung.

Agus mengaku, ide menghijaukan pelataran masjid berawal dari keresahannya pada pelataran masjid yang gersang dan menjadi tempat tinggal ular. Agus kemudian bersama pengurus masjid dan warga menghijaukan lahan tidur seluas 180M2 tersebut menjadi kebun organik.

Pengurus lebih memilih menjadikannya lahan produktif daripada taman, selain mengurusnya tidak mahal juga lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Niat tersebut ternyata disambut oleh kepala desa setempat bahkan mendapat bantuan dari pemerintah melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung. Pengurus masjid kemudian membentuk Kelompok Tani Buruan SAE As-Shidiq.

Buruan dalam bahasa Indonesia berarti pekarangan, sementara SAE singkatan dari Sehat Alami Ekonomis. Buruan SAE salah satu program penghijauan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung. Program pengelolaan lahan kosong untuk ditanami tanaman pangan atau beternak sebagai sumber protein hewani sehingga lahan lebih produktif.

Selama satu bulan mereka mendapatkan penyuluhan dan pelatihan. Mulai bagaimana cara menyemai bibit yang benar, memindahkannya pada media tanam, merawatnya hingga panen.

Setelah berhasil menghijaukan pelataran masjid, mereka kemudian menghijaukan rooftop agar makin banyak varian tanaman yang bisa ditanam di sana. Pada saat itulah masalah mulai muncul.

Kelompok Tani Buruan SAE As-Siddiq bersifat suka rela, jadi tidak ada jadwal yang sangat ketat untuk merawat tanaman, termasuk jadwal rutin menyiram tanaman. Padahal, tanaman jika telat disiram akibatnya fatal. Tanaman bisa layu, tumbuhnya tidak maksimal atau bahkan mati. 

Hamparan Sayuran Organik yang Disiram Secara Otomatis (Foto Dok.Pri)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline