Lihat ke Halaman Asli

Alfiyan Putra

freelancer

Ramai dan Seru, Workshop Ibu-Ibu Aisyiyah Desa Putat: Transformasi Limbah Dari Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi

Diperbarui: 30 Agustus 2025   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama ibu Aisyiyah Workshop lilin Aromaterapi (Sumber:KKN-T 12 Putat 2025)

Sidoarjo, 24 Agustus 2025 -- Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Kelompok 12 sukses menggelar seminar dan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi berbahan minyak jelantah di Balai Desa Putat, Sidoarjo. Kegiatan ini dihadiri sekitar 50 anggota Ibu Aisyiyah setempat dan beberapa perangkat desa. Suasana acara berlangsung hangat dengan antusiasme tinggi dari seluruh peserta.

Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja unggulan KKN UMSIDA Kelompok 12 yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan limbah rumah tangga. Dengan memanfaatkan minyak jelantah, pelatihan ini bertujuan mengubah limbah menjadi produk bernilai jual dan ramah lingkungan, sekaligus menciptakan peluang usaha baru bagi ibu-ibu Aisyiyah.

Ketua pelaksana KKN UMSIDA Kelompok 12 menjelaskan bahwa program ini dirancang berdasarkan hasil survei kebutuhan masyarakat. "Kami ingin memberdayakan ibu-ibu Aisyiyah dengan keterampilan praktis yang bisa menghasilkan pendapatan tambahan. Minyak jelantah yang sebelumnya dibuang begitu saja, kini bisa diolah menjadi lilin aromaterapi yang bernilai ekonomi,"ujarnya.

Acara  dimulai  dengan  sesi  seminar  yang  membahas  teori  pengolahan  minyak  jelantah, manfaat    lilin    aromaterapi,    dan   peluang    bisnisnya.   Selanjutnya,   peserta    langsung mempraktikkan  pembuatan  lilin,  mulai  dari  penyaringan  minyak, pencampuran  aroma seperti lavender dan lemon, hingga pengemasan.    Dalam    pelatihan    ini, peserta berhasil  membuat  lebih  dari  50  lilin aromaterapi dalam berbagai varian.

Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan seputar teknik dan bahan. "Awalnya saya tidak menyangka minyak bekas bisa dijadikan lilin wangi. Pelatihan ini membuka wawasan dan bisa menjadi ide usaha di rumah," kata  salah  satu  peserta,  sambil menunjukkan lilin hasil kreasinya. Banyak peserta berharap pelatihan serupa dapat dilakukan secara berkelanjutan.

Demonstrasi Mahasiswa cara membuat Lilin Aromaterapi (Sumber: KKN-T 12 Putat 2025)

Selain   praktik   pembuatan   lilin,   mahasiswa   KKN   juga   memberikan   materi   strategi pemasaran  sederhana,  baik  secara  offline di  pasar  lokal  maupun  online  melalui  media sosial. "Kami tidak hanya ingin mengajarkan cara membuat produk, tapi juga bagaimana memasarkan agar bisa menjadi usaha berkelanjutan," tambah salah satu anggota tim KKN.

Peserta menyampaikan apresiasinya kepada tim KKN atas pelatihan ini. Menurut mereka, kegiatan seperti ini dapat membantu menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat. "Pelatihan ini bermanfaat besar. Ke depan, kami ingin terus mengembangkan keterampilan ini bersama komunitas ibu-ibu Aisyiyah," ujar salah satu perwakilan peserta.

Praktek ibu Aisyiyah membuat Lilin Aromaterapi (Sumber: KKN-T 12 Putat 2025)

Kelompok 12 KKN UMSIDA sendiri terdiri dari 15 mahasiswa dari berbagai jurusan, yang ditempatkan di Desa Putat selama 3 bulan.
Sebagai tindak lanjut, tim KKN merencanakan pendampingan melalui panduan digital dan monitoring usaha pasca-KKN. Mahasiswa juga akan membantu menghubungkan peserta dengan komunitas wirausaha lokal agar pemasaran produk lilin aromaterapi semakin luas. Langkah ini diharapkan dapat menjaga keberlanjutan program meskipun masa KKN telah berakhir.

Melalui  kegiatan  ini,  Desa  Putat  dapat  menjadi  contoh  nyata  pemberdayaan  berbasis potensi  lokal. Pelatihan lilin aromaterapi tidak hanya membantu masyarakat mengelola limbah rumah tangga, tetapi juga membuka peluang usaha baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kreativitas sederhana, jika dikembangkan dengan baik, mampu memberikan manfaat ganda:  menjaga lingkungan dan menggerakkan roda ekonomi desa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline