Lihat ke Halaman Asli

alfiannur_gufron

Guru di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 6

Sang Elang (Bab 10)

Diperbarui: 29 Agustus 2023   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Bab 10 -- Sosok Tak Terduga


                Buruk.
                Ini ide terburuk yang pernah kulakukan sepanjang hidupku. Merencanakan sesuatu yang tidak biasa dan bertaruh dengan banyak hal. Tidak kusangka aku dan timku harus memisahkan diri dari teman -- temanku yang lain.

                Kami sengaja melewati jalan setapak lama yang tersembunyi untuk kembali ke tempat Ne. Hanya saja, aku tidak menyangka bahwa jalan ini ternyata bukan hilang karena sudah ada jalan setapak yang lebih cepat untuk dilalui. Tetapi, jalan lama ini mengarah ke tempat yang sama dengan sisi dunia yang berbeda.

                Sekilas mirip dengan dunia bawah tanah sebelumnya, yang pernah kulalui, hanya saja ada beberapa hal yang membedakannya disini. Aku melihat cukup banyak warna aura yang menyelubungi orang -- orang disini. Awalnya, kukira mereka adalah arwah orang yang sudah tiada. Tetapi, ternyata mereka sungguhan dan benar -benar nyata.

                "Permisi, apakah desa ini memiliki penginapan ?" Tanyaku pada salah satu warga yang sedang bekerja di kebun.

                Ia mengernyitkan dahinya sebelum menjawab pertanyaanku. "Oh, tentu, nak. Ngomong -- ngomong, apakah anda orang baru ? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya."

                "Ah, iya. Kami orang baru yang sedang berpetualang menjelajahi banyak tempat. Kalau boleh bertanya lagi, bisakah anda mengantarkan kami dimana tempat penginapannya berada ?"

                "Oh, tentu saja, nak. Mari ikut saya."

                Orang itu keluar dari kebunnya dan berjalan di depanku sambil memberitahukan beberapa hal penting di desa ini. Fla menepuk pundakku. Ia bertanya apakah kita bisa mempercayainya. Aku mengangguk singkat.

                "Ah, ini dia tempatnya. Dulunya, desa ini sering dikunjungi orang -- orang luar. Tetapi, Bertahun -- tahun telah berlalu dan banyak hal yang terjadi hingga mengubah desa kami. Mungkin ini pertama kalinya kami melihat orang luar desa lagi." Jelasnya sesampainya di seebuah kedai penginapan.

                "Terima kasih, pak atas petunjuk arahnya. Kami sangat tersanjung bisa bertemu dengan anda. Saya Edelstein. Anda bisa memanggil saya Ed.  Boleh tahu siapa nama anda ?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline