Lihat ke Halaman Asli

Meirri Alfianto

TERVERIFIKASI

Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Tak Ada Kawan atau Lawan Abadi, yang Abadi Hanyalah Kepentingan

Diperbarui: 30 Januari 2021   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bisnis. Gambar: Pixabay| free-photos

Pernahkah Anda terpikir bahwa dua perusahaan yang sedang bersaing sengit memperebutkan pasar sebenarnya bekerja sama?

Atau pernahkah Anda mendengar dua brand/merk terkenal dengan produk yang sama ternyata menjalin kesepakatan-kesepakatan tertentu yang saling menguntungkan?

Contoh yang baru terjadi beberapa waktu lalu diberitakan dua penyedia layanan transportasi daring yang bersaing ketat dalam bisnis transportasi online di tanah air dikabarkan merger. Meskipun kemudian berita itu hilang dan merger urung terwujud. 

Namun apakah rencana tersebut menguap begitu saja? Nanti dulu. Salah kalau kita berpikir demikian. Dua perusahaan start up terbesar dengan warna kebesaran hijau tersebut hanya belum selesai saja perundingannya. Jangan kaget nanti bila tiba-tiba ada pengumuman merger.

Oke, tak perlu jauh-jauh. Itu tadi satu contoh yang besar. Masih ada contoh-contoh besar lainnya yang mungkin anda sendiri juga tahu. Saya bawa anda sejenak ke tempat kerja. Ada satu perusahaan (saya sebut PT X). PT X ini didirikan oleh beberapa eks petinggi di perusahaan tempat saya bekerja. 

Mereka mendirikan PT X lantaran kecewa dengan para petinggi lainnya. Intinya pernah ada masalah di kalangan para pemegang saham. 

Perusahaan X adalah perusahaan yang bergerak di bidang yang sama dengan kami. Produk yang dijual pun sama. Pelanggannya pun sebagian besar juga sama. Dengan kata lain, PT X merupakan kompetitor dari perusahaan tempat saya bekerja karena mereka memiliki segmentasi pasar yang sama. 

Suatu saat, PT X memberikan order kepada perusahaan kami. PT X memesan suatu produk karena mesin-mesin yang mereka punya belum cukup mampu mengerjakan produk tersebut. Memang produk itu adalah produk pesanan khusus yang belum banyak pabrik bisa membuatnya. 

Ketika mendapatkan orderan dari perusahaan X, bagaimana sikap manajemen kami? Menolak? Tidak. Mereka menerimanya dengan hangat meskipun PT X sebenarnya adalah kompetitor dan manajemen kedua perusahaan sempat tidak akur.

Nah menurut Anda, mengapa pesanan tersebut diterima? Bukankah PT X bisa saja memplagiat produk lalu mengembangkannya sendiri? Hmmm.. bisa jadi. Tapi risiko itu masih dapat dicegah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline