Silsilah Alfath Flemmo: Keturunan Trah Mataram dan Prabu Mangkubumi dari Bangsawan Keraton Kartasura, Membawa Jejak Sejarah Adab–Etika–Ilmu dan Seni Budaya ke Era Digital
JAKARTA – Di tengah gema Syawal 1446 H/April 2025, Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa atau yang dikenal luas sebagai Alfath Flemmo, tidak hanya dikenal sebagai komposer Gen Z Indonesia yang bersinar di panggung global. Alfath juga merupakan bagian dari sejarah panjang kebudayaan Nusantara. Sebuah warisan trah agung mengalir dalam dirinya–darah biru Trah Mataram, yang terhubung langsung dengan Prabu Mangkubumi dari Keraton Kartasura, melalui garis ibu, Rosidah.
Alfath Flemmo merupakan keturunan Kesultanan Yogyakarta (Mataram) melalui ibunya, Rosidah binti RM Mukhsin Ahmadi, yang menurunkan garis trah keturunan Sultan Hamengkubuwono I (Prabu Mangkubumi).
Baca Juga: Alfath Flemmo: Komposer Muda Indonesia dengan Prestasi Global di Industri Musik Digital
Silsilah Alfath Flemmo: Keturunan Trah Mataram dan Prabu Mangkubumi dari Keraton Kartasura. (dok. pribadi)
Silsilah ini bukan sekadar catatan nenek moyang, melainkan jejak etika, adab, ilmu, dan seni budaya yang membentuk karakter kepemimpinan keluarga besar Alfath. Alfath adalah cicit dari RM Moesohardjo (1900-1972), tokoh Naib Onderdistrict Montong-Tuban. Sang kakek, Drs. RM Mukhsin Ahmadi (1935-2009) bin RM. Moesohardjo, merupakan budayawan besar, dosen, penulis, dan peneliti IKIP Malang yang bersahabat karib dengan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) dan WS Rendra. Darinya mengalir semangat intelektualisme, humanisme, dan cinta seni yang kental.
Leluhurnya di Tuban dan Bojonegoro menorehkan kontribusi besar: RM Moehammad Jakoeb (w.1833), Takmir Masjid Agung Kota Bojonegoro; KH. R. Abu Bakar, Kepala KUA Plumpang; serta KH. R. Asyhad bin KH. R. Abu Bakar, pendidik/ dosen IAIN Surabaya dan seniman spiritual yang piawai memainkan biola, yang menyatukan pesantren, keraton, dan institusi akademik.
Baca Juga: Profil Alfath Flemmo: Dari Jakarta ke New York, Menciptakan Musik yang Menginspirasi Dunia
Leluhur Alfath Flemmo yakni Rr. Koeti, RM Imam Pekih, Rr. Asliyah, hingga Raj. Ngaidjah–putri keraton langsung dari Prabu Mangkubumi–menjadi simpul-simpul sejarah yang menjadikan Alfath bukan hanya seniman, tapi juga penjaga peradaban dan pembaharu nilai-nilai tradisional ke ranah digital global.
Ayahnya, Choirul, konsultan branding senior dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, menjadi fondasi prinsip kepemimpinan modern. Kakaknya, Dynta, pendidik sastra Arab dan Inggris di Madrasah Aliyah (MA) Pesantren Al Amanah Jombang–bagian dari keluarga besar Ponpes Al Fattah dan Al Muhibbin KH. Jamaluddin Ahmad Tambakberas–turut menjaga nilai luhur keluarga. Keluarga ini tergabung dalam IGABA (Ikatan Keluarga Bani Abu Bakar), komunitas keluarga ulama–keraton yang tersebar di seluruh Indonesia dengan lebih dari 500 anggota aktif.