Lihat ke Halaman Asli

Suryana Alfathah

Santrizen Millenial

Refleksi Diri tentang Maulid Nabi

Diperbarui: 21 Oktober 2021   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Maulid Nabi merupakan momentum peringatan lahirnya suri tauladan dan sosok rahmat alam semesta yaitu Nabi Muhammad SAW. Peringatan Maulid tidaklah hanya sebuah perayaan Hari Besar Islam biasa yang diisi dengan tradisi Tabligh Akbar dan pengajian-pengajian saja. 

Akan tetapi lebih dari itu, Maulid Nabi adalah sebuah refleksi diri terhadap fitrah manusia hidup di dunia dan juga sebagai ungkapan rasa cinta yang murni kepada sang Musthafa Muhammad SAW.

Sebagai ungkapan rasa cinta dan bahagia terhadap lahirnya Nabi tentu saja memberikan dampak yang sangat besar kepada kita umat manusia. Karena Nabi adalah kekasih Allah, maka mencintai Nabi SAW juga berarti mencintai Allah SAW. 

Jangankan kita yang selaku umat muslim, mereka yang tidak beriman dan mengingkari Nabi, mendapat berkah atas rasa bahagia ketika kelahiran Nabi. Contohnya adalah paman Nabi sendiri yaitu Abu Lahab.

Abu Lahab merupakan orang yang sangat menentang dakwah Nabi walaupun termasuk keluarga Nabi sendiri. Ini menunjukkan perjuangan dakwah Nabi begitu berat karena mendapat tekanan juga dari kalangan keluarga sendiri. 

Karena sangat ingkarnya Abu Lahab, Allah mengabadikan kisahnya dalam Al-Qur'an, dimana ia akan disiksa oleh api neraka supaya menjadi pelajaran bagi mereka yang mengingkari Nabi. Namun, Abu Lahab yang sangat ingkar itu pun mendapat hadiah karena sewaktu Nabi lahir, ia sangat bahagia dan bersuka cita.

Pada hari senin 12 Rabiul Awwal, seorang budak Abu Lahab yaitu Tsuwaibah Al Aslamiyah mendatanginya dan memberikan kabar gembira bahwa Siti Aminah telah melahirkan. 

Abu Lahab sangat bahagia mendengar kabar tersebut, kemudian saking bahagianya, ia pun memerdekakan Tsuwaibah dan menghadiahi nya kepada Siti Aminah. 

Tsuwaibah inilah yang kelak menjadi salah satu perempuan yang menyusui Nabi. Karena perasaan senang inilah menurut riwayat Abu Lahab mendapat keringanan siksa kubur dan mendapat minum setiap hari senin.

Hikmahnya, untuk seseorang yang menentang Nabi pun "kecipratan" berkah karena rasa senang atas kelahiran Nabi. Nah, bagaimana dengan kita sebagai umatnya? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline