Lihat ke Halaman Asli

Aldi Dzikri Sholihin

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Pelatihan Pengelolaan Sampah Menjadi Rupiah oleh Mahasiswa KKM 130 UIN Malang

Diperbarui: 15 Januari 2023   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama Setelah Kegiatan - KKM 130 UIN Malang/dokpri

Limbah rumah tangga merupakan penyumbang penumpukan sampah terbesar di Indonesia. Hal ini juga terjadi di Desa Pajaran Kecamatan Poncokusumo Malang. Limbah rumah tangga tersebut terdiri dari sisa makanan atau limbah pengelolaan pangan yang merupakan sampah organik. Di Desa Pajaran, sampah organik belum dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat sehingga menumpuk dan mencemari lingkungan sekitar. 

Sedangkan komposisi dari sampah-sampah organik mempunyai potensi yang besar jika dimanfaatkan kembali. Selain itu, pengelolaan limbah rumah tangga juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup besar. Akan tetapi, masyarakat Desa Pajaran masih belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengelola kembali sampah-sampah organik tersebut. 

Hal ini menjadi alasan bagi mahasiswa UIN Malang yang sedang melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Pajaran untuk mengadakan pelatihan pengelolaan limbah rumah tangga menjadi eco enzym dan kerajinan. Pelatihan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 12 Januari 2023 di Balai Desa Pajaran pada pukul 09.00 -- 11.30 WIB dan dihadiri oleh 23 orang peserta yang terdiri dari Ibu-ibu PKK dan tim pengelola sampah desa. Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat desa mengenai pengelolaan dan pemanfaatan limbah rumah tangga.

Eco enzyme merupakan hasil dari fermentasi limbah sampah organik yang terbuat dari ampas buah, gula, dan air. Pada pelatihan tersebut, bahan yang digunakan adalah kulit jeruk yang dipotong-potong kecil sebanyak 150 gram, 50 gram gula merah, dan 500 ml air dengan perbandingan 3 : 1 : 10. Semua bahan tersebut dicampur dan dimasukkan ke dalam toples lalu ditutup rapat. Untuk mendapatkan cairan eco enzyme yang baik, bahan tersebut difermentasikan selama 3 bulan dan dibiarkan tertutup rapat untuk menghindari kontaminasi bakteri serta diletakkan di tempat yang terhindar dari paparan sinar matahari secara langsung. Setelah didiamkan selama 3 bulan, cairan eco enzym dapat digunakan dengan aman setelah melalui proses penyaringan. Hasil akhir eco enzyme adalah berwarna coklat, beraroma asam segar.

Penjelasan Materi oleh Prof. Dr. Agus Mulyono/dokpri

Cairan eco enzyme memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, seperti obat-obatan alami, insektisida, bahan pembersih lantai, kloset, pakaian, dll., disinfektan, hand sanitizer, pupuk organik, detoks tubuh, dan lain-lain. Prof. Dr. Agus Mulyono, S.Pd. M. Kes.  menjelaskan bahwa cairan eco enzyme yang telah melalui poses yang baik tidak akan kedaluarsa, bahkan semakin lama usia cairan tersebut, semakin baik efektifitasnya.

dokpri

Tak hanya itu, warga Desa Pajaran juga diberikan pelatihan bagaimana membuat kerajinan yang unik berupa tanaman hias yang terbuat dari keresek bekas. Dengan diadakannya kegiatan ini Mahasiswa KKM-130 UIN Malang memiliki harapan agar warga Desa Pajaran bisa menjadi masyarakat yang lebih kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang tak lagi terpakai.

dokpri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline