Lihat ke Halaman Asli

Coretan Albuwaity

Muhib Albuwaity

Sahur dan Subuh Istimewa, Simposium Kasih Allah SWT

Diperbarui: 29 Maret 2024   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sahur dan suasana subuh paling tidak dengan minum seteguk air, anjuran yang ditujukan untuk menghormati hening dan damainya semesta dimana bentangan kasih Allah SWT mudah dirasa bagi mereka yang bersimpuh padanya. Lelap tidur yang akrab dengan suasana menjelang terbit matahari tersebut, menjadi tantangan bagi para pencari bentang kasih Allah SWT baik dengan jalan sunyi maupun rombongan jamaah. Barangkali 1 dari 24 jam sehari kesempatan tersebut terus berjalan selagi semesta Bersama sang waktu beriringan belum terhenti.

               Jalan itu sunyi sekalipun telah diketahui sebagai pengetahuan atas pilihan jalan hidup. Pun atas panggilan yang mendorong dan mengarahkan arah kesunyian tersebut. Beruntung mereka yang telah menjadi penikmat karunia di kesempatan semesta terseut. Mereka yang selesai dengan kesendirian dan kesepian yang menggelayut pada jalan kesunyian itu, dan terbangun panggilannya pada suara hening dan cahaya temaram pada jalan kesunyian bentang kasih Allah SWT.

               Kesepian hampa, kesendirian hampa, hal-hal yang menjadi ketakutan seorang manusia. Wujud kehampaan yang untuk tenang maupun bingung, akan lelah pada titik mangsa ruang dan waktu semesta. Sebagai seorang manusia maupun manusia yang bersosial dengan lingkungan tempat tinggalnya. Apalagi daya yang diusahakan untuk menjawab atau menyelesaikan soal tersebut, sebagaimana wahana labirin yang pintu masuk dan keluarnya berdampingan namun tidak mendapatkan petunjuk pemecahan rutenya.

               Memang tidak lama, yang frekuensi satuan waktunya sebagaimana kuota, mengkonversi masa yang terisi oleh limpahan kasih Allah SWT kala waktu sang matahari menjalankan tugas semesta dengan bentuk kasih Allah SWT yang nampak nyata. Dan dari situ langkah sunyi perputaran masa semesta, berganti suasana keramaian dan kesibukan penduduk semesta dengan beragam aktivitasnya.

               Jika sekian banyak batu mulia di muka semesta ini terlahir dari ruang gelap dan masa sunyi, maka mereka yang terlahir dan menempuh kesempatan-kesempatan tersebut adalah penduduk semesta yang terberkahi oleh limpahan kasih Allah SWT.

               Wallahu'alam, Wassalam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline