Lihat ke Halaman Asli

Faisol

TERVERIFIKASI

Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Dugaan Pelanggaran HAM Berat Atas Tembakan Gas Air Mata yang Memicu Kerusuhan dan Kematian

Diperbarui: 4 Oktober 2022   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang meletus pada Sabtu Malam, (01/10), tragedi kelam sejarah sepakbola Indonesia, Sumber : Viva.co.id

"Mengapa kerap terjadi kerusuhan dalam event sepakbola di Indonesia ? Dan kerusuhan itu kerap memakan korban nyawa melayang sia-sia"

Kerusuhan yang terjadi di stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu malam (01/10) menjadi duka yang sangat mendalam bagi perkembangan dan kemajuan sepakbola Indonesia.

Pada tragedi berdarah itu tercatat 125 nyawa melayang, dan sekitar 300 orang mengalami luka dan patah tulang. Atas insiden tersebut memunculkan banyak spekulasi sampai berujung di copotnya Kapolres Malang, dan Sanksi atas 9 Brimob yang bertugas melakukan pengamanan.

Munculnya beragam spekulasi dan banyak korban yang memberikan kesaksian, bahwa tragedi berdarah yang mematikan itu, sebab dipicu oleh tembakan gas air mata yang melesat ke tribun penonton dan suporter Aremania.

Kerusuhan terjadi usai pertandingan Arema FC Vs Persebaya yang dilaksanakan pada malam hari. Berjibunnya para penonton yang merupakan fans berat Aramania menjadi korban terbanyak atas hilangnya nyawa mereka saat sedang berada di tribun usai menonton pertandingan.

Meletusnya Kerusuhan saat suporter Arema FC turun lapangan dan hendak memprotes timnya yang dijuluki Singo Edan itu bertekuk lutut dan harus menerima kekalahan atas Persebaya dengan skor 2-3.

Aparat keamanan, ketika para suporter merangsek dan turun lapangan, menjadi pemicu terjadinya kerusuhan antara Suporter dan Aparat Kemanan. Dalam tragedi tersebut Dua Anggota polisi yang turut menjadi korban atas insiden kerusuhan yang memakan ratusan nyawa dan korban itu.

Menkopolhukam Mahfud MD, tegaskan bahwa kerusuhan dan Kanjuruhan bukan bentrok antar suporter, karena Bonek yang merupakan fans Berat Persebaya tidak diperkenankan untuk hadir di stadion Kanjuruhan.

Artinya pihak aparat keamanan yang diterjunkan kelapangan disamping ada kesalahan strategi dalam konsep pengamanan, juga tidak mampu meredam panasnya situas.

Sebab ketika ada tindakan agresife, Pihak aparat keamanan pun juga melakukan tindakan impresif terhadap suporter yang hendak melakukan kerusuhan, namun sayang seribu sayang, ketika Gas Air mata yang meluncur ke tribun penonton hingga menyebabkan kepanikan dan sesak nafas suporter hingga berujung kematian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline