Lihat ke Halaman Asli

Faisol

TERVERIFIKASI

Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Tanah Surga dan Hegemoni Kapitalisasi Global

Diperbarui: 23 November 2021   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Katanya negeri kita tanah surga, namun kemiskinan masih merajalela | ilustrasi : berdikarionline.com

"Kenaikan Upah Minimum Propinsi (UMP) yang diatur dan di tetapkan melalui Kemenaker sebesar 1,09 %, menuai banyak polemik diberbagai daerah, sebab kenaikan yang kecil menyebabkan penetapan kenaikan UMP itu tidak sesuai dengan harapan yang ditunggu-tunggu oleh para buruh"

Katanya negeri kita adalah negeri surga yang memiliki kekayaan alam dan SDM nya plural, serta adat dan kebudayaan yang berkembang, semuanya bersatu dalam kebhinekaan.

Negeri yang bernama Nusantara ini memang di kenal memiliki hamparan lautan yang luas, sawah yang membentang dari Sabang sampai Merauke, gunung-gunung yang tinggi menjulang dan menciptakan keindahan alam yang tak terbantahkan, serta memiliki ribuan pulau yang indah nan eksotik, tanah di negeri kita di juluki tanah surga.

Negara mana yang tidak ingin menguasai negara bernama Indonesia ini, Negara yang lebih dari 300 tahun lamanya di jajah oleh bangsa Belanda, negeri yang juga pernah di Jajah oleh Bangsa Jepang, dan tahun 1945, Negeri yang dulu di sebut negeri Nusantara ini memerdekakan diri yang di pimpin langsung oleh sang proklamator Ir. Soekarno sebagai bapak pendiri bangsa (The Founding Father).

Tidak selesai di situ saja, pasca merdeka pada 17 Agustus 1945, masih tersimpan polemik akut dalam rangka mempeetahankan NKRI dari rongrongan para penghianat negara, bahkan terbunuhnya para jenderal yang kini sudah di abadikan menjadi Pahlawan Nasional menjadi saksi bisu atas tragedi pasca kemerdekaan.

Ada Apa Dengan Negeri Kita Yang katanya tanah surga ini? 

Banyak polemik dan kesenjangan sosial masih kerap terjadi, hegemoni kapital yang merupakan dampak dari kompetisi global menjadikan kita harus menghela nafas panjang.

Ketimpangan sosial dan diskriminasi global menyebabkan ketidakseimbangan proses dan perkembangan dalam struktur masyarakat kita.

Dimana kemiskinan dan daerah tertinggal masih menjadi agenda besar bagi bangsa kita atas terjadinya hegemoni kapital, sehingga menyebabkan yang miskin semakin nyungsep dan yang kaya semakin kaya dan merajalela.

Disinilah adanya fakta atas terjadinya hegemoni kapital di tengah keterpurukan ekonomi pasca pandemi covid 19 yang melanda negeri kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline