Lihat ke Halaman Asli

jiwa jiwa yang rindu akan kesejatianya

Diperbarui: 4 Januari 2025   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mt.slamet (alhaq_pocof3)

banyak sekali jiwa jiwa yang rindu akan kesejatianya.mereka seakan akan kurang puas dengan agamanya.

sekarang ini musim hujan, ketika kita mengamati langit yang gelap dan mendung itu. kita akan berfikir, langit yang mendung di ufuk timur itu akan mampu untuk mecegah terbitnya matahari. itu tidak bisa. mungkin itu bisa menutupi sinar matahari, tapi untuk mencegah terbitnya cahaya matahari, itu tidak bisa.

manusia juga demikian. ketika ada masa, di mana eranya kesadaran manusia akan terbit. menurut kegelapan itu mungkin akan menutupi cahaya terangnya. tetapi tidak bisa utuk menghentikan masa masa bangkitnya kesadaran dan keinginan orang-orang untuk melihat, dari siapa dirinya.

jadi bukan tentang seberapa jauh kita pergi keluar, kita harus keluar negri misalnya, untuk mendapatkan pencerahan. tapi ini tentang seberapa jauh kita pergi kedalam diri. karena apa? di tempat kita pun sebenarnya sudah banyak matahari. kita hanya perlu belajar menyadarinya.

segala sesuatu yang kita inginkan sebetulnya sudah hadir tepat di hadapan kita. namun kadang manusia terlau rapat tertutup oleh ketidak sadaran, egoisme, nafsu hewani, dan rasa kurang bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan. kuberitahu satu hal yang pasti. semakin kita mengenal diri kita,semakin kita mencintai diri kita sendiri, maka kebahagian bukan lagi datang dari orang lain. kita sudah lengkap, tak perlu mencari sessuatu di luar sebagai pelengkap hidup kita. karena sejatinya kita sudah lengkap dari awal. 

namun lagi lagi manusia begitu tumpul untuk mengerti, memang benar kita di ciptaan dalam ragam karakter yang berbeda beda, namun esensi kita sebetulnya sama. sama sama hanya segelintir percikan cahaya yang diberi wahana tubuh fana ini. apa yang benar-benar membuat kita begitu takut,sedih,kecewa,marah,menderita? hah? kita semua hanya seonggok cahaya yang ingin kembali ke pemilik cahaya.  

kita diberi tubuh ini,hanya agar untuk bisa mengalami segala sesuatu didunia ini. jadi sebetulnya kita semua satu,cuma kita sekarang sedang di limitasi oleh raga ini,oleh tubuh ini. 

makanya ada statment yang mengatakan "menolong orang lain sama saja menolong diri kita sendiri, dan kalau mengabaikan orang yang sedang kesusahan sama saja kita juga mengabaikan diri kita sendiri".

marilah kita terus menerus  untuk mencari kesejatian hidup ini. mencari kepingan-kepingan puzle hidup kita. untuk kemudian kita bisa menerapkanya,menyatukanya dan kemudian kita bisa memaknainya. dan menemukan semua jawaban-jawaban dari segala pertanyaan yang kita miliki.

rasakan saja setiap inci perjalanan hidup kita tanpa berkeluhkesah, perankan saja semua skenario yang sedang di berikan Tuhan kepada kita dengan sempurna.

alih-alih mempercayai kebijaksanan batin mereka,hati mereka, sosok genius dalam diri mereka, kebanyakan orang hanya mengikuti arus. mereka melakukan sesuatu karena semua orang melakukanya. mereka menyesuaikan diri, bukan malah mempertanyakannya. takut menjadi berbeda menghalangi banyak orang melihat cara-cara baru untuk memecahkan masalah mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline