Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

Puasa Media Sosial: Mengapa "Social Media Detox" itu Penting?

Diperbarui: 30 Maret 2024   02:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi puasa media sosial. (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dunia digital dan media sosial telah menjadi hal tak terpisahkan dalam kehidupan kita saat ini. Mulai dari pagi hingga malam hari, ponsel pintar kita menjadi jendela menuju dunia maya yang tak pernah tidur. 

Kehadiran media sosial telah mengubah lanskap interaksi manusia secara fundamental. Informasi baru, berita terkini, dan hiburan dapat diakses dengan mudah di genggaman tangan kita. 

Setiap klik, like, atau share merupakan bagian dari kontribusi kita dalam ekosistem digital dan membentuk interaksi yang tak terhitung jumlahnya di media sosial ini

Di balik itu, ada juga konsekuensi yang perlu kita pertimbangkan seperti ketergantungan pada media sosial telah menjadi masalah serius bagi banyak individu, baik anak kecil hingga orang dewasa. 

Meskipun demikian, media sosial juga memperluas jangkauan komunikasi kita secara global. Kita dapat berinteraksi dengan orang dari berbagai belahan dunia, menjembatani kesenjangan akses dan bahasa. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami peran media sosial dalam kehidupan kita dengan cermat. 

Sambil menghargai manfaatnya, kita juga harus waspada terhadap dampak negatifnya. Dengan menggunakan media sosial secara bijak, bertanggung jawab, dan selektif adalah kunci untuk memanfaatkan potensinya sebaik mungkin.

Dengan tetap menjaga keseimbangan dalam kehidupan nyata kita, kita dapat meraih manfaatnya tanpa terjebak dalam perangkap yang mungkin mengintai di balik layar media sosial.

Social Media oleh pixabay (pexels.com)

Konten media sosial dan tantangan kontemporer

Saat kita berbicara tentang media sosial, tidak dapat dipungkiri bahwa ada sisi gelap yang harus diakui. Misalnya, konten yang tidak semestinya, komentar kasar, hingga tindakan bullying atau penyerangan personal merupakan realitas yang sering kita temui di dalamnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline