Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Rizal Ramli "Kepret" Ahok dengan Kata Kelas Glodok?

Diperbarui: 20 November 2019   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: ngopibareng.id

Ketika Presiden Jokowi rekomendasikan Menteri BUMN, Erick Thohir merekrut Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok untuk menduduki jabatan Direksi/Komisaris Utama di salah satu BUMN, banyak respon negatif bermunculan.

Mantan Mantan Menko Kemaritiman Jokowi pada periode pertama, Rizal Ramli, memberikan penolakan secara sarkasme, dia menganggap Ahok "kelas Glodok", tidak pantas menduduki jabatan di BUMN.

Memaknai kata Kelas Glodok, tentunya akan memberikan berbagai penafsiran. Kata-kata ini jelas tidak pantas diucapkan oleh seorang Rizal Ramli. Mungkin bisa ditafsirkan, kata tersebut dalam kapasitas Ahok tidak pantas.

Tapi disisi lain, kata tersebut bisa menjadi 'bumerang' bagi Rizal Ramli sendiri. Kata Kelas Glodok tersebut sangat merendahkan orang-orang bisnis kalangan Glodok, padahal bisnis kelas Glodok sendiri bukanlah bisnis recehan.

Publik pastinya bertanya, apa yang dimaksud dari kata Kelas Glodok tersebut.?

Dalam konteks ini jelas bisa ditafsirkan sebagai pelecehan, merendahkan, dibawah kapasitas yang dibutuhkan, mutu yang rendah, dan berbagai tafsir lainnya sesuai dengan sudut pandang masing-masing.

Akan menjadi bumerang bagi Rizal Ramli ketika apa yang dikatakannya tidak terbukti. Pertanyaan publik akan berbalik kepada Rizal Ramli, kalau Ahok dianggap kelas Glodok, Rizal Ramli kelasnya apa dong.

Sebagai Menko Kemaritiman, Rizal Ramli tidak pernah menunjukkan kelasnya sebagai seorang ekonom kelas dunia. Jabatannya hanya seumur Jagung, dia salah satu menteri yang dipecat saat ada reshuffle kabinet.

Sebelum diangkat sebagai Menko Kemaritiman, Rizal Ramli termasuk orang yang sangat kritis terhadap berbagai kebijakan Pemerintahan Jokowi-JK, sehingga Jokowi perlu membuktikan kapasitasnya. Rizal pun direkrut masuk dalam Kabinet Jokowi.

Namun Rizal Ramli bukanlah tipikal orang yang bisa bekerja dalam Tim, dia tipe orang yang bekerja secara 'one man show', sehingga banyak kegaduhan yang diakibatkannya. Mungkin saat itu dia salah posisi, sehingga jurus kepretannya menjadi berlebihan.

Berbeda dengan Ahok yang tersingkir dari dunia politik justeru karena sepak terjangnya yang membuat banyak orang tidak nyaman, terutama orang-orang yang memang tidak ingin adanya perubahan, orang-orang yang sudah menikmati zona nyaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline