Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Ainur Rafiq

Mahasiswa kopi dan senja

Hari Persandinganmu

Diperbarui: 21 Juli 2020   01:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rembulan, cahaya pesonamu begitu indah
Menemani dan menjamu setiap manusia di penghujung malamnya

Kini, sinarmu mulai meredup
Perlahan-lahan menghilang
di gerogoti awan hitam yang tak mengenal ampun

Hatiku malam ini, tak ubahnya sepertimu
Mulai kehilangan asa dan tujuan
Jiwa dan raga, menuntunku pada peradaban sunyi menikam kalbu

Aku tak ubahnya seperti raja
Terkenal kuat dan kejam kepada lawannya
Namun, tak berdaya di hadapan wanitanya

Aku tak bisa berbuat apa-apa
Hanya terpaku dan terdiam
Saat hatiku porak-poranda karenamu

Sosokmu begitu membekas dalam ingatan
Bahkan, hari-hari fikiranku mulai tersegel kenangan darimu
Membawaku pada sebuah nestapa

Hingga  jemariku, tak henti-henti di tuntunnya
Melahirkan aksara demi aksara tentang luka di hari persandinganmu dengannya

Tulungagung, 18 Juli 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline