Lihat ke Halaman Asli

Aidhil Pratama

TERVERIFIKASI

ASN | Narablog

M. Mashabi: Jembatan Musik Melayu Menuju Panggung Dangdut

Diperbarui: 16 September 2025   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

M Mashabi, pujangga Melayu asal Jakarta Pusat. (Wikipedia via Kompas.com)

Nama M. Mashabi sering muncul saat orang bicara sejarah musik Indonesia. Banyak yang mengenalnya sebagai perintis dangdut, sosok yang pengaruhnya besar sekali (Tirto.id, 2023).

Lagu-lagunya punya warna yang khas. Liriknya dalam, melankolis, penuh cerita patah hati yang menempel di kepala.

Banyak pendengar merasa kisah mereka ikut terwakili. Karya-karyanya terasa tak habis dimakan waktu. Coba dengar "Renungkanlah" atau "Hilang Tak Berkesan".

Lagu-lagu itu masih kerap terdengar sampai sekarang (Discogs). Generasi baru pun terus menyanyikannya ulang. Itu saja sudah menunjukkan betapa kuat jejak musiknya.

Tapi ada satu pertanyaan yang layak diajukan. Apakah Mashabi benar satu-satunya tokoh?

Benarkah semua cerita dangdut bertumpu pada dirinya saja? Atau sebenarnya lebih rumit, dengan banyak pihak terlibat?

Untuk menjawabnya, kita perlu menengok konteks zamannya. Sekitar 1950-an, musik populer dikuasai Orkes Melayu. Akarnya kuat di tradisi Melayu Deli.

Ada juga musik gambus bernuansa Arab, dibawa para musisi keturunan Arab yang bermukim di Indonesia (Kompas.id, 2021).

Tentu musik-musik itu tidak beku. Selalu ada ruang percampuran budaya.

Lalu datang gelombang baru dari India. Film-filmnya meledak di Indonesia.

Orang jatuh cinta pada ceritanya, juga tari dan musiknya. Musik film India punya irama yang khas, dinamis, dengan bunyi gendang atau tabla yang menonjol.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline