Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Sahidin

Alumni UIN SGD Bandung

Bukber, Pedas, dan Bakso Haji Darmo

Diperbarui: 2 Mei 2021   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri/ahmadsahidin12

Sekarang masuk hari 15 Ramadan. Setengah bulan lagi tuntas. Ramadan sekarang sama dengan tahun lalu ada larangan mudik. Bedanya tidak ada larangan shalat tarawih berjamaah. Ramadan ini mudik dilarang, bahkan penjagaan sangat ketat. Besar kemungkinan hanya sedikit yang bisa lolos dari penjagaan atau cek point. 

Ramadan ini ada sedih kapal selam ditemukan tinggal barang yang tersisa. Kemungkinan jasad manusia hancur sehingga tidak bisa ditemukan. Duka cita untuk mereka. Dalam keyakinan agama Islam bahwa mereka yang bertugas dan gugur saat tugasnya ditetapkan martir. Moga Allah terima mereka semuanya. Aamiin.

Ini sekadar berbagi saja. Setelah buka puasa, saya ngobrol dengan istri tentang masa lalu saat Ramadan. Saat cari tempat bukber (buka bersama).

Empat tahu lalu, pada satu hari di bulan Ramadan. Sore hari sekira jam empat kami bergerak pakai motor menuju tempat yang ditelah ditentukan untuk buka puasa. Tiba di sana sudah penuh sehingga harus cari lagi tempat. Nyari sana sini, akhirnya bukber di pinggir jalan beli yang ada di lokasi. Yang penting buka puasa.

Pernah juga saya bukber di rumah makan yang khas pedas. Saking banyak yang makan, kursi dan meja ditempati berdesakan. Sambal dikasih tapi lalapan tidak ada. Hanya nasi dan ayam bakar. Tidak matang dan kenyal saat digigit. Duh, nasib.

Tempat lainnya dan hari yang beda, masih menuju tempat makanan yang khas pedas. Tiba di lokasi sama penuh dan duduk di bawah beralaskan terpal. Namun ini nasi, lauk dan sambal plus komplit. Hanya duduknya berdesakan. Meski begitu karena lapar, ya dinikmati.

Pernah menuju satu lokasi makan. Saat tiba pegawainya berkata tidak menerima lagi karena sudah penuh. Kemudian bergerak cari tempat lagi pakai motor dan kumandang azan maghrib mengalun, akhirnya masuk pada satu rumah makan yang tidak ternama. Hanya dua orang yang saya lihat makan di sana. 

Saya dan istri masuk. Pesan makanan. Lama. Hanya air minum terus diseruput. Tiba makanan yang dipesan langsung santap. Pantas terlihat sedikit yang makan, masakannya tidak sesuai selera lidah dan hanya untuk memuaskan rasa lapar saja.

Entah berapa tempat makan pada Ramadan lalu yang dikunjungi untuk bukber. Pastinya ada yang menyenangkan, juga yang kurang berkesan.

Pada sepuluh hari Ramadhan ini, meski pandemi saya sempat bukber juga. Saya buka puasa bareng istri mengonsumsi Bakso Malang Haji Darmo di Jalan Karapitan Bandung.

Di sana seperti parasmanan. Ambil sendiri bakso dan menu lainnya yang disukai. Lalu dihitung biaya yang harus dibayar. Lantas dikucurin kuah bening. Pakai bawang goreng dan seledri hijau yang wangi. Pakai sambal dan cuka. Terasa nikmat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline