Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Qomaruddin

kolektor buku dan pengagum perempuan cantik

Ajang "Berlari yang Mengeksplorasi dan Mengedukasi" ala Mandiri Jogja Marathon 2019

Diperbarui: 20 Mei 2019   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: mandirimarathon.com

Mandiri jogja marathon 2019 merupakan event yang unik dan istimewa. Mengapa demikian?.Perhelatan akbar mandiri jogja marathon kali ini menggabungkan perlombaan lari dengan destinasi pariwisata daerah yang di jadikan rute perlombahan. Potensi keelokan alam dan budaya. Namun juga wisata kuliner setempat.

Perhelatan akbar mandiri jogja marathon 2019 sukses digelar pada hari Minggu 28 April 2019. Mengambil garis start dan finish disekitar candi prambanan dengan melewati keindahan dan keeksotisan 13 desa dan 3 tempat wisata sepanjang rute perlombaan.

Kompetisi lari marathon skala internasional ini akan diikuti kurang lebih 7.500 pelari dari sembilan negara. Perlombaan diadakan untuk yang ketiga kalinya dengan full marathon (10 KM) dan half marathon (5 KM), di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan jargon utama Mandiri jogja marathon 2019 yaitu "Lebih Dari Sekedar Lomba" sangatlah pas apabila memilih  Yogyakarta sebagai tempat penyelenggaraanya. kota dengan segala kekayaan tradisi dan budaya. Kota dengan bangunan-bangunan sejarah yang eksotis dan megah  menjadi saksi bagaimana keistimewaan dan keunikan event tahunan ini. Mengapa demikian?.

Mengeskplorasi kekayaan budaya, sejarah, serta peninggalan Arkeologi

Salah satu hal yang menjadi menarik dan patut untuk dicontoh pada mandiri jogja marathon 2019 kali ini adalah "upaya eksplorasi secara masif kepada khalayak umum". Start awal lomba dimulai dari candi prambanan. Candi yang merupakan peninggalan terbesar agama Hindu. Dibangun oleh raja medang, Rakai Pikatan pada abad ke 9. 

Percandian ini tersusun dari 240 candi dengan 3 candi utama tri murti yang dibangun sebagai persembahan kepada 3 dewa agama Hindu: Syiwa,Wisynu dan Brahma. Namun seiring berjalanya waktu, saat ini hanya tersisa 18 candi. Terdiri dari 8 candi utama dan 8 candi kecil di zona inti serta 2 candi perwara. Pengambilan lokasi start dan finish dilokasi ini memberi daya tarik tersendiri bagi seluruh peserta lomba.

Gambar: mandirimarathon.com

Candi plaosan menjadi bagian dari rute perjalanan lomba merupakan bangunan indah dan eksotis persembahan dari suami kepada istri yang berbeda kepercayaan. Tak ayal kemudian di sebut sebagai "Monumen persembahan yang merekatkan perbedaan". Candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan  yang beragama Hindu untuk permaisuri tercintanya Pramodyawati yang berkeyakinan budha. 

Menelisik sejarah yang ada, candi plaosan dibangun sekitar abad ke 9, kompleks candi plaosan terbagi menjadi dua bagian yaitu candi plaosan kidul dan candi plaosan lor. Uniknya pada kedua candi ini memiliki teras segi empat yang dikelilingi dinding tempat semedi berbentuk gardu di bagian barat serta stupa di sisi lainnya. oleh sebab  itu  sering disebut candi kembar.

Setelah melewati candi plaosan, para peserta akan melalui monumen plataran. Bangunan ini menjadi saksi sejarah perjuangan para Akademi Militer (AKMIL) dan Militer Academy (MA) yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 24 februari  1949. Heroik semangat pertempuran dipantik dari gugurnya Letnan Abdul Jalil saat sedang mengadakan patroli di Sambiroto dan tertembak ketika berpapasan dengan tantara belanda.

Peserta lomba dan seluruh element yang terlibat juga di manjakan lidah untuk mencicipi hidangan-hidangan khas dan popular di Jogjakarta seperti: Bakmi Jowo Mbah Gito, Soto Kadipiro Plus, Sate Pak Pong, Gudeg Yu Djum, Bakpia Jogja dan lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline