Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Affandi

Mahasiswa IAIN Jember https://www.kompasiana.com/ahmadaffandi

Prinsip Tauhid dalam Membentuk Kepribadian Pendidik

Diperbarui: 9 Juni 2020   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bismillahirrahmanirrahim.
Salam semangat untuk semua. Kali ini penulis akan berbagi pengetahuan mengenai prinsip tauhid yang dapat membentuk kepribadian pendidik sejati. 

Pada dasarnya, awal ajaran Islam bertujuan untuk mengukuhkan akidah tauhid, kemudian penanaman nilai-nilai tauhid kepada seorang individu sangat mempengaruhi terwujudnya kepribadian muslim yang hakiki. Pendidik sebagai panutan haruslah memiliki pribadi yang tangguh dan utuh. Untuk itu pendidik harus menggunakan prinsip tauhid karena sudah jelas ada tuntunannya dalam al-Qur'an. 

Ayat-ayat Al-Qur'an awalnya memang diturunkan di Mekkah karena untuk merombak akidah masyarakatnya. Tetapi tak bisa dipungkiri bahwa al-Qur'an menjadi pedoman bagi seluruh alam dan nilai tauhid yang terkandung didalamnya juga merupakan pondasi dan motivasi kehidupan manusia.

Kemudian penulis disini mengambil salah satu surat dalam Al-Qur'an, yaitu Q.S Al-Ikhlas ayat 1-4. Setelah menganalisis, penulis menemukan beberapa prinsip tauhid untuk membentuk kepribadian pendidik, diantaranya adalah:


1. Tauhid Membentuk Kepribadian Utuh
Pendidik yang dalam dirinya memiliki tauhid, orientasi jiwa dan raganya hanya dipersembahkan kepada Allah swt semata, sehingga ia memiliki kepribadian yang utuh. Keutuhan jiwa tersebut menjadikan pendidik menjadi tenang dalam menghadapi kehidupan baik dalam dunia pendidikan maupun kesehariannya. Begitu juga sebaliknya, kepribadian pendidik yang syirik (menyekutukan Allah) akan terbelah pribadi dan jiwanya.

Sama halnya dengan orang musyrik yang terpecah kepribadiannya karena memiliki beberapa Tuhan, pendidik pun demikian. Sedangkan pendidik yang bertauhid diumpamakan budak yang hanya memiliki seorang tuan saja, budak itu dapat mengabdikan dirinya sepenuh hati kepada tuannya tersebut. Dapat dikatakan bahwa tauhid memiliki pengaruh psikologis, moral, dan keselamatan jiwa pada kehidupan pendidik, sehingga ia akan dapat mendidik peserta didiknya agar mempunyai pribadi utuh juga.


2.Tauhid Membentuk Kepribadian Berani
Penerapan prinsip tauhid merupakan cara untuk menolak secara matang terhadap adanya kekuatan yang datangnya tidak dari Allah. Dengan tauhid pendidik mampu menghadang tantangan pendidikan dan kehidupan yang menutupi atau mengganggu fikirannya. Sesungguhnya obat yang mujarab untuk menyembuhkan penyakit hati seperti rasa takut, sifat pengecut, dan putus asa adalah penerapan prinsip tauhid dalam berpendidikan. Pendidik yang memegangi prinsip tauhid tentu selalu mempunyai keyakinan bahwa Allah SWT selalu berada di dekatnya, sehingga pendidik nantinya tidak akan pernah takut pada desakan siapapun dan dimanapun.


3.Tauhid Membentuk Kepribadian Terbuka
Kepribadian yang terbuka maksudnya adalah kepribadian yang memungkinkan pendidik menerima kebenaran dari orang lain, sehingga pendidik tidak merasa benar sendiri. Halangan  pendidik untuk menerima kebenaran dari orang lain adalah karena keangkuhan dan kesombongannya sendiri, hawa nafsu atau keinginan juga dapat menjadi penghalang dirinya sendiri untuk menerima kebenaran.

Pendidik yang menuhankan hawa nafsunya itu akan mudah terbawa pada sifat-sifat tertutup dan fanatik, sehingga ia mudah bersikap negatif terhadap pendapat orang lain baik dari peserta didik maupun pendidik lainnya tanpa melihat kemungkinan kebenarannya. Pendidik yang bertauhid tidak akan merasa bahwa dirinya benar sendiri, karena yang mutlak benar hanyalah Allah. Ia merasa bahwa dirinya masih banyak salah, sehingga ia dapat menerima kebenaran meskipun datangnya dari orang lain.


4.Tauhid Membentuk Kepribadian Optimis
Pendidik yang beriman kepada Allah adalah orang yang kuat mental dan jiwanya, sehingga ketika seorang pendidik mendapat masalah atau cobaan, ia tetap optimis dalam menghadapinya. Pendidik juga tidak mudah putus asa ketika menghadapi peserta didik yang bandel dan tidak sesuai harapannya, karena ia yakin bahwa pengharapan kepada Allah tidak akan sia-sia. Pendidik juga akan merasa optimis dengan ketenangan setelah memahami bahwa Allah tempat tawakal yang sejati dan menerima taubat orang-orang yang telah berbuat kesalahan. Sesungguhnya rahmat Allah meliputi segala sesuatu. 

Mungkin itu saja yang dapat penulis sampaikan kurang lebihnya mohon kritik dan saran yang membangun. Semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline