Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Syaihu

guru penulis

Sirkulasi Rasa dan Kreativitas: Ketika Kopi Mengambil Ide untuk Berkarya

Diperbarui: 18 September 2023   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto: dokpri)

Di suatu kota yang bersembunyi di balik jajaran bangunan pencakar langit, hiduplah seorang lelaki bernama Ario. Setiap pagi, sebelum mentari menyapa dunia, Ario telah menyiapkan ritualnya yang paling dinantikan: secangkir kopi. Tidak sekadar minuman, kopi adalah teman setia dalam perjalanan panjangnya menuju ide-ide kreatif.

Kopi, bagi Ario, bukanlah sekadar cairan hitam yang penuh dengan kafein. Ini adalah elemen kunci dalam kisah kreativitasnya. Pagi-pagi buta, ia memasang panci dan memasukkan biji kopi pilihan yang telah ia sangrai sendiri. Aroma harum kopi sanggup membangunkan indera-indera tidurnya dan menjemputnya ke dunia yang penuh dengan ide cemerlang.

Setelah selesai menyeduh, Ario meraih cangkir favoritnya yang telah lelah mengikuti berbagai cerita dan perenungan sepanjang malam. Saat aroma kopi menguar, tangan Ario menyentuh permukaan cangkir dengan lembut, merasakan sensasi panas yang menyentuh jari-jarinya. Ia menyeruput, pelan tapi pasti, membiarkan rasa kopi menyapu lidahnya seperti senandung alam yang merdu.

Rasa kopinya yang penuh karakter membawa Ario ke dunia ide-ide yang tak terbatas. Dalam keheningan pagi, ia mulai merenungkan semua yang telah ia baca, alami, dan pikirkan. Ide-ide tumbuh bagaikan benih yang ditanam dalam kebun pikirannya, dan kopi adalah air yang memberikan kehidupan padanya. Dalam kepala Ario, kata-kata berpadu seperti orkestra yang harmonis, menciptakan melodi dalam bentuk tulisan, lukisan, atau karya seni yang lain.

Tidak hanya itu, Ario menemukan bahwa secangkir kopi adalah sarana untuk mengundang pertemuan kreativitas yang tak terduga. Kadang-kadang, teman-temannya berkunjung, dan mereka berbagi cerita sambil menikmati secangkir kopi. Percakapan ringan ini seringkali menjadi sumber inspirasi yang tidak terduga. Saat mengobrol, ide-ide saling berkejaran, berbaur dalam semangat bersama yang hangat.

Ketika Ario merasa terjebak dalam kebuntuan kreatif, kopi adalah penyelamatnya. Ia akan meninggalkan meja kerjanya, mengisi cangkirnya, dan duduk di balkon apartemennya. Pemandangan kota yang bercahaya di bawahnya adalah sumber inspirasi yang tak terbatas. Saat matahari terbit atau tenggelam, ia merenung, mencari jawaban dari jauh sana. Rasa kopi membantu pikirannya untuk bersantai, mengaitkan benang-benang ide yang terjalin seperti rangkaian lampu yang bersinar di langit malam.

Di suatu pagi, ketika cahaya mentari merambat masuk melalui jendela apartemennya, Ario merasa ada sesuatu yang berbeda. Ide yang belum pernah ia temui sebelumnya muncul begitu saja. Itu adalah ide untuk novel pertamanya, sebuah cerita tentang petualangan di dunia bawah tanah yang fantastis. Sebuah ide yang menarik dan penuh imaginasi.

Ario menuliskannya dengan semangat yang berkobar. Kata-kata mengalir dari jemarinya seperti air yang meluncur dari mata air. Ia tidak bisa berhenti menulis. Setiap kata adalah potongan dari dunia yang ia ciptakan di atas kertas. Kopi, dengan rasa dan aroma khasnya, membantunya untuk tetap terjaga dan berfokus.

Novel pertamanya menjadi karya terbaiknya. Ia menyelesaikannya dalam waktu singkat, dan novel itu menjadi buku terlaris. Ario adalah bukti hidup bahwa kopi bukan sekadar minuman, melainkan kunci untuk menghadirkan ide-ide brilian ke dunia ini.

Selama bertahun-tahun, Ario terus mengasah kreativitasnya dengan bantuan kopi. Setiap ide, setiap karya seni, dan setiap kisah yang ia tulis adalah wujud dari sirkulasi rasa yang ditemukan di dalam cangkirnya. Kopi bukan hanya teman, melainkan mitra dalam perjalanan kreatifnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline