Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Said Widodo

Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Masalah Ketimpangan Kesehatan di Indonesia: Stunting dan Obesitas

Diperbarui: 27 Januari 2022   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi posyandu. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Masalah kesehatan di Indonesia sangat banyak, sangat kompleks, sekaligus memerlukan perhatian secara serius dari semua pemangku kepentingan (stakeholder). Masalah kesehatan, sesungguhnya sudah menjadi masalah umum pada setiap wilayah kebudayaan dan negara sejak awal peradaban manusia. 

Masalah kesehatan sebuah wilayah yang satu akan berbeda dengan wilayah yang lain, termasuk di Indonesia, tergantung pada sosial budaya, kebiasaan (behavior) dan faktor-faktor lainnya, misalnya faktor iklim, cuaca, bencana alam atau wabah tertentu, seperti Pandemi.

Aku akan sedikit menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan masalah kesehatan yang menjadi salah satu latar belakang pendidikanku serta berlatar belakang pengalaman pekerjaanku sebelumnya. 

Aku adalah seorang alumni sebuah Akademi Gizi Departemen Kesehatan di Bandung pada lebih dari 3 (tiga) dekade yang lalu. Selesai kuliah aku bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Bayu Asih di Purwakarta dan kemudian mengajukan permohonan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil Pusat Departemen Kesehatan Republik Indonesia untuk ditempatkan di Provinsi Timor Timur dan bekerja selama 7 (tujuh) tahun sejak tahun 1988 hingga 1995. 

Sepulang dari sana aku kuliah di Universitas Indonesia dan kemudian pernah bekerja di sebuah rumah sakit khusus bedah yang kemudian menjadi rumah sakit (umum) di Purwakarta sambil menyambi beberapa pekerjaan sampingan lainnya. 

Berdasarkan pengalamanku bekerja di rumah sakit umum, dinas kesehatan dan pusat kesehatan masyarakat, aku mempunyai beberapa pengalaman yang menarik, terutama dari konsultasi dengan para pasien gizi salah, seperti kegemukan (obesitas). 

Bermacam-macam faktor penyebabnya, baik dari faktor keturunan, bawaan dan kebiasaan, dalam hal ini kebanyakan adalah karena kebiasaan, misalnya kebiasaan makan makanan yang terlalu banyak dan tinggi karbohidrat serta lemak, sering mengemil, kurang berolahraga dan beberapa faktor lainnya.

Dari pengalaman itu juga aku mendapati, bahwa di bekas Provinsi Timor Timur, sekarang Republik Demokratik Timor Leste (Repblica Democrtica de Timor-Leste), penyakit-penyakit yang banyak diderita penduduknya, antara lain: malaria, tuberkulosis, kusta (lepra), kurang gizi, seperti busung lapar (honger oedema) disebabkan secara bersama atau salah satu dari simtoma marasmus dan kwashiorkor.

Sebuah fenomena penyakit, bisa diakibatkan karena kekurangan protein kronis pada anak-anak yang sering disebabkan beberapa hal, antara lain anak tidak cukup mendapat makanan bergizi, anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai dan anak mungkin menderita infeksi penyakit. 

Penyakt gizi kurang lainnya adalah marasmus, yaitu salah satu bentuk kekurangan gizi yang buruk paling sering ditemui pada balita, penyebabnya antara lain karena masukan makanan yang sangat kurang, infeksi, pembawaan lahir, prematuritas, penyakit pada masa neonatus serta kesehatan lingkungan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline