Lihat ke Halaman Asli

AGUS WAHYUDI

TERVERIFIKASI

setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Bangunan Terakhir

Diperbarui: 9 Agustus 2022   09:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: rihat h

Seperti mengharap hadirnya lebah yang mampu mengubah nektar dari bunga-bunga menjadi madu. Datang berbarengan dengan menumpuknya embun pagi. Menempel di dedaunan dan rerumputan. Yang menguap setelah matahari mulai menapak nan meninggi.

Seolah mencari isyarat-isyarat suci yang datang dari langit. Menyingkap rahasia-rahasia ilahi yang tak terjamah akal budi. Mengharap turunnya keberkahan berlipat-lipat. Membuka lebar-lebar pintu rezeki dari segala penjuru.

Rinai hujan belum jua surut, setelah semalam hujan lebat menghajar bumi. Petir dan angin kencang menyasak puluhan atap rumah sampai berantakan. Genting-genting berjatuhan, terserak di jalanan dengan kepingan-kepingan kecil dan tak simetris lagi.

Pohon-pohon di seberang deretan rumah bangunan kolonial bertumbangan. Menyasak sebagian badan jalan hingga membuat lalu lintas kendaraan padat merambat.

Di seputar jalanan berpaving itu awalnya berasa senyap. Namun kemudian agak riuh dengan obrolan anak manusia. Berikut suara gesekan sandal menyapu tanah.

Suara adzan terdengar hampir beriringan, dari loud speaker musala dan masjid. Di permukiman yang berdiri ratusan unit rumah itu, ada dua masjid dan dua musala. Jaraknya tak kelewat jauh. Hanya beberapa meter saja. Bahkan, ada yang hanya selisih satu blok saja.

Awalnya, di kompleks itu, hanya berdiri satu masjid saja. Dibangun seratus persen atas insiatif warga. Memanfaatkan lahan fasum. Luasnya, 1.700 meter persegi. Yang sebelumnya ditumbuhi semak belukar, ada tanaman bunga mawar, pohon lemon, delima, kaktus, dan pacar air. Juga beberapa pohon mahoni dan asem yang tumbuh besar.

Warga bersepakat mengumpulkan sumbangan. Memasang baliho besar, menginformasikan rencana pembangunan. Berikut nomer rekening pengiriman donasi. Sebagian warga memilih menyumbang material seperti pasir, semen, dan batu bata.

Belum genap genap bulan, bangunan masjid nampak berdiri kokoh. Struktur bangunannya beton bertulang. Pondasinya menggunakan tiang bor. Cuma bagian interior yang belum terpasang. Disiapkan pula bangunan untuk lantai dua.

Warga bersepakat memberi nama Masjid Al Furqon. Peresmian masjid digeber cukup mewah dan meriah. Dari hasil urunan, warga memotong dua sapi dan tiga ekor kambing. Belum termasuk sumbangan puluhan tumpeng. Di acara seremoni digelar pentas seni islami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline