Lihat ke Halaman Asli

Melawan Praktik Plagiarisme: Membangun Integritas Akademik

Diperbarui: 15 April 2024   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Praktik plagiarisme di perguruan tinggi tampaknya meningkat secara signifikan. Apalagi di era digital saat ini ketika informasi mudah diakses melalui internet. Akademisi tergoda mengambil jalan pintas, dengan menyalin teks dari sumber-sumber lain. Tidak hanya terjadi dalam karya tulis (seperti tugas, makalah, atau tesis), tetapi juga dalam presentasi, projek, dan penelitian.

Praktik plagiarisme mengandung konsekuensi, tidak hanya merusak integritas intelektual, tetapi juga mengancam fondasi etika akademik. Plagiarisme merupakan tindak 'kejahatan intelektual' karena mencuri ide, gagasan, atau karya yang merupakan hak orang lain. Jika praktik ini dibiarkan, dampaknya semakin meluas dan merusak individu, institusi, dan masyarakat.

Bagi mahasiswa, plagiarisme merugikan proses pembelajaran serta perkembangan intelektualnya. Bagi dosen, tindakan tersebut merusak reputasi profesional serta integritas ilmiahnya. Dari segi sosial, plagiarisme merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan tinggi sebagai pusat sah ilmu pengetahuan.

Artikel ini membahas akar permasalahan plagiarisme, faktor-faktor penyebabnya, dan upaya yang dilakukan untuk mencegah dan/atau mengatasinya. Melalui langkah yang tepat, terciptalah lingkungan akademik yang lebih mengedepankan integritas dan etika sehingga kecerdasan, kreativitas, dan kejujuran dihargai sepenuhnya.   

Plagiarisme dalam Karya Intelektual

Plagiarisme di perguruan tinggi merujuk pada tindakan mengambil, menyalin, atau menggunakan ide, gagasan, atau karya orang lain, tanpa izin. Jika hal ini terjadi, pengakuan terhadap hak atas kekayaan intelektual disepelekan. Plagiarisme meliputi tindakan menyalin teks secara langsung dari sumber lain tanpa mencantumkan sumber, mengubah beberapa kata atau frasa tetapi tetap mempertahankan struktur dan gagasan asli, serta menggunakan ide atau konsep orang lain tanpa memberikan pengakuan.

Plagiarisme tidak hanya mencakup penyalinan teks tanpa izin dari sumber tertulis, tetapi juga melibatkan penggunaan grafik, gambar, data, atau materi lainnya. Selain itu, praktik ini juga mencakup penggunaan karya sendiri sebelumnya atau makalah orang lain, baik secara internal maupun eksternal.

Dalam konteks akademik, plagiarisme dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap etika akademik dan integritas intelektual. Hal ini merusak kejujuran ilmiah, memengaruhi kualitas pendidikan, dan mengurangi 'nilai perjuangan' dalam proses pendidikan. Karena itu, institusi pendidikan tinggi sering mengambil tindakan tegas untuk mencegah dan menangani kasus plagiarisme guna menjaga integritas akademik dan moralitas dalam komunitas akademik.

Bentuk-bentuk Plagiarisme 

Beberapa bentuk plagiarisme yang sering dipraktikkan di perguruan tinggi dapat diidentikasikan sebagai berikut.

Plagiarisme teks adalah bentuk yang paling umum, ketika seseorang menyalin teks secara langsung dari sumber lain, tanpa memberikan pengakuan. Misalnya mengambil frasa, kalimat, atau paragraf secara utuh dari sumber tertentu, tanpa mengutipnya dengan benar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline