Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Diving Itu Juga Strategi Lho!

Diperbarui: 10 Juli 2021   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi diving Sterling yang berbuah dengan kemenangan Inggris atas Denmark 2 - 1 (reuter/ bola.okezone.com)

Belum hilang dari ingatan kita saat Ciro Immobile melakukan diving dalam laga melawan Belgia. Aksi ini tak urung mendatangkan berbagai cibiran dari berbagai kalangan. Apalagi diving yang dilakukan oleh Ciro terbilang kasar. Bagaimana tidak kasar, saat itu dia mengerang kesakitan di lapangan hijau. Namun begitu Nicolo Barella membuka skor bagi Italia, dia spontan bangkit. Ciro berlari dengan riang seakan tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

Aksi teatrikal yang untung lepas dari kartu sang pengadil tak urung jadi bahan ejekan. Bahkan dari beberapa teman se tim sendiri turut menertawakan aksi tersebut. Demikian pula beberapa media Inggris turut mengomentarinya.

Belum habis cerita tentang Ciro, pada babak semifinal muncul aksi teatrikal lagi. Kali ini pelakunya Sterling. Dalam tusukannya lewat sisi kiri pertahanan Denmark, dia "dijatuhkan" oleh pemain belakang Denmark. Dan sang pengadil spontan menunjuk titik putih. Hasilnya Harry Kane dengan sukses membukukan kemenangan bagi Inggris.

Tak dapat dimungkiri, bahwa kotak penalti menjadi panggung teater yang sangat penting bagi siapa pun. Terlebih bagi para pemain depan. Kesalahan sekecil apapun yang dilakukan tim bertahan, dapat menjadi kiamat berupa kartu dan tendangan pinalti. Seperti apa yang menimpa Denmark dalam laga semifinal menghadapi Inggris.

Aksi diving suka atau tidak suka sudah menjadi salah satu bagian dari strategi. Aksi yang cenderung gambling ini dapat mendatangkan keuntungan atau bisa jadi kerugian, saat sang pengadil mengetahui aksi itu. Minimal kartu kuning akan diterima oleh pelaku. Namun jika berhasil, 99% hasil pasti berupa gol ke gawang lawan.

Aksi diving menjadi salah satu jurus pamungkas bagi seorang pemain depan saat beraksi. Karena sudah menjadi rahasia umum, mereka selalu menjadi sasaran tebasan kaki lawan, saat berlari menuju tiang gawang. Kondisi semacam inilah yang mereka manfaatkan. Dengan kontak yang sangat minimal, mereka bisa saja jatuh berguling-guling. Kemudian dipadu dengan erang kesakitan seakan-akan mendapatkan pelanggaran yang sangat keras. Dan ujung-ujungnya adalah hadiah tendangan penalti.

Namun kalau kita tinjau secara mendalam, aksi diving sebenarnya tak ubahnya beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh seorang pemain. Bila kita perhatikan gestur seorang pemain yang disemprit sang pengadil karena melanggar lawannya, pasti sama. Mereka dengan wajah tanpa dosa, membuka tangan lebar-lebar. Gestur itu seakan mengatakan tidak ada apa-apa.

Atau kalau tidak mereka menggambarkan bola dengan tangannya di depan wasit, seakan mengatakan bahwa dia mengenai bola, bukan badan lawan. Kalau tidak kedua tangannya berada di depan dada, seakan bertanya salah saya apa?

Nah di sisi lain, si pemain korban pelanggaran tergeketak di lapangan. Jika memang pelanggaran itu keras, maka di sini si pemain teaternya adalah si pelanggar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline