Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Bersemi di Ujung Senja

Diperbarui: 29 Juni 2021   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: dokumen pribadi

sumber: dokumen pribadi

sumber: dokumen pribadi

Julukan itu rasanya sangat pas untuk saya sematkan pada diri saya sendiri. Bukannya bermaksud menyombongkan diri. Faktanya geliat saya di dunia literasi justru muncul pada saat usia mencapai kepala lima. Sebuah pencapaian yang boleh jadi sangat terlambat.

Namun ketika saya membuka arsip lama, ternyata geliat itu sudah muncul sekitar sepuluh tahun yang lalu. Indikasi yang paling nampak adalah keanggotaan saya di Kompasiana sejak tahun 2011. Namun, kenyataannya saya mandul. Tulisan saya sempat "pingsan" selama beberapa tahun.

Indikasi lain yang tak kalah hebatnya, saya temukan juga di arsip yang tersimpan di laptop jadul. Ternyata pada tahun 2011an, beberapa tulisan saya sempat nangkring di beberapa media. Di antaranya adalah mendiang tabloid Bola, hingga 3 atau 4 artikel. Selain itu beberapa tulisan di koran local, Kedaulatan Rakyat.

Kesalahan fatal dari saya adalah saya tidak membina "link" yang saya dapatkan saat itu. sudah jadi rahasia umum, bahwa keberadaan seorang penulis atau kolumnis sangat dipengaruhi dengan hal ini. Kemampuan seseorang dalam menembus sebuah media dengan artikelnya, akan menjadi pintu masuk bagi artikel-artikel berikutnya. Kalau orang Jawa mengatakan "jeneng dahulu, baru jenang", yang artinya kira-kira cari nama dahulu, pendapatan akan menyusul kemudian.

Fakta semacam ini tidak usah jauh-jauh mencarinya. Di blog kesayangan kita ini, Kompasiana tengok saja tulisan para pendekar Kompasiana. Walaupun yang mereka tulis mungkin hal-hal yang remeh, tapi yang berkunjung banyak banget. Walhasil saat perhitungan K-rewards mereka pun mendapatkannya.

Beda dengan beberapa penulis pemula. Terkadang tulisan yang mereka buat berhari-hari. Tulisan yang dilakukan dengan beberapa riset, sesuai dengan aturan yang, pada kenyataannya sepi pengunjung. Saat menengok artikel itu, hanya bebepara gelintir orang yang membacanya. Nah, mungkin hukum "jeneng dulu baru jenang", berlaku di sini.

Geliat menulis saya belakangan ini justru dibangkitkan anak sulung saya. Kebetulan dia sendiri sudah lama bergelut di dunia itu. Pesan yang dikatakan sederhana sekali, bapak harus terus menulis dan tulis apapun yang bapak pingin tulis.

Ternyata ucapan seakan jadi mantra ajaib bagi saya. Saya buka kembali akun Kompasiana dan mulai menulis semampunya. Selain itu saya tergabung pada blog penulisan yang sebagian besar anggotanya dari kalangan guru. Keajaiban pun terjadi. Jika dulu untuk merangkai kata dan menangkap ide butuh berjam-jam. Kini dalam hitungan menit, sebuah tulisan bisa lahir dari jari saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline