Lihat ke Halaman Asli

Akhir Petualangan Artika, Si Pengangkut Gula dan Beras

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

MATAHARI baru saja rebah ke arah barat saat kapal pengangkut beras itu berlayar di laut perairan Aceh. Awalnya perjalanan dari Penang, Malaysia menuju wilayah paling barat Indonesia berjalan mulus. Tak ada yang ganjil dengan kondisi kapal kala itu. Ombak besar dan angin kencang mereka lewati.

Satu persatu perairan mereka lewati. Langit nan cerah membakar kulit kesepuluh anak buah kapal yang ikut dalam pelayaran. Tak lama lagi mereka akan berlabuh di Pelabuhan Balohan, Sabang. Semua ABK sudah siap untuk bermalam wilayah paling barat Indonesia itu.

Nahkoda kapal bertubuh mungil itu memberitahu petugas perantara bahwa tak lama lagi mereka akan tiba.

"B Adi 5 tango 101. Sekitar 26 mil lagi. Kecepatan kapal 6,2 knot," tulis Riswal, Nahkoda Kapal dalam pesan singkatnya kepada petugas perantara.

KM Artika, nama kapal motor itu. Kapal dengan bobot 256 GT itu mengangkut 250 ton beras dan dua ton bawang dari Pelabuhan Penang, Malaysia menuju Sabang, Aceh. Barang-barang itu merupakan kebutuhan warga Sabang untuk hari raya Idul Fitri 1433 H.

Kapal milik salah seorang warga Tanjung Balai, Asahan, Sumatera Utara itu meninggalkan Penang, Malaysia pada hari Rabu (1/8). Perjalanan dengan rute Malaysia-Sumatera bukan yang pertama bagi KM Artika. Kapal dengan 10 awak itu sudah berlalu lalang melewati lintas internasional untuk mengangkut gula dan beras.

Pada hari kedua berlayar, kondisi kapal masih normal. tak ada yang ganjil dengan kondisi kapal tersebut. Namun naas menyambangi mereka kala itu.

Sekitar pukul 15.15 WIB, nahkoda kapal kembali memberitahu petugas perantara bahwa kapal sudah bocor. Ia meminta bantuan pertolongan sambil terus berkomunikasi dengan pihak perantara di Sabang.

"Tolong cepat b Adi mesin udah tenggelam b Adi. Tolong cepat b Adi. Bantuan b Adi tolong cepat b Adi," tulis Riswal dalam pesan singkatnya sekitar pukul 15.59 WIB.

Mendengar kabar itu, pihak perantara bersama H. Hamdani selaku pemilik barang langsung menuju pelabuhan untuk mencari bantuan. Namun usaha keduanya gagal akibat kapal penolong tak bisa dioperasikan.

"Setelah mendapat kabar kami langsung ke pelabuhan untuk membantu. Tapi kapal milik SAR rusak. Sehingga kami tidak bisa membantu mereka," kenang Adi, perantara pemilik barang saat berbincang dengan acehkita.com, pada Senin (6/8).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline